JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah penjual pelat nomor mengaku pendapatannya meningkat hingga 50 persen dengan adanya penerapan perluasan wilayah sistem ganjil genap di DKI Jakarta.
Teguh, salah seorang penjual pelat nomor di Jalan Matraman Raya, Jakarta Timur, mengatakan, dalam sebulan, biasanya dia meraup keuntungan sekitar Rp 2 juta dengan jumlah pemesan tak menentu per harinya.
Namun, pendapatan naik jelang pemberlakuan perluasan sistem ganjil genap.
"Biasanya sebulan cuma dapat Rp 2 jutaan, kadang sehari enggak ada yang pesan, kadang ada satu atau dua. Tapi sudah satu bulan terakhir ini pas mau ganjil genap saja ya naik lah omzet 50 persen. Bisa lima orang sehari yang pesan," kata Teguh kepada Kompas.com, Senin (9/9/2019).
Baca juga: Pelanggar Terbanyak Ganjil Genap Ada di Jakarta Utara
Teguh menjelaskan, dalam satu bulan terakhir, hampir tiap hari dirinya menerima pesanan pelat nomor dengan harga mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 180.000 per pasangnya.
"Kalau yang harga Rp 180 ribu, bisa ditunggu paling lama dua jam. Saya kesampingkan dulu pengerjaan yang harganya Rp 100 ribuan," ujar Teguh.
Sementara itu, Ipung, penjual pelat nomor lainnya mengatakan, sejak sosialisasi hingga pemberlakuan ganjil genap, dirinya menerima banyak pesanan namun tak semua mampu dia kerjakan.
Sebab, sebagian besar pemesan meminta pelat diberikan logo polisi sebagaimana pelat nomor asli.
"Satu hari itu bisa ada lima orang minta dibikinin pelat baru atau duplikasi dari pelat aslinya. Tapi ya itu, kebanyakan mintanya dikasih logo Polri. Saya enggak mau, enggak berani saya," ujar Ipung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.