JAKARTA, KOMPAS.com - Kebijakan perluasan ganjil-genap resmi diterapkan mulai Senin (9/9/2019). Terdapat 16 ruas jalan yang terkena perluasan tersebut, salah satunya Jalan Gunung Sahari, Pademangan, Jakarta Utara.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, puluhan petugas dari Suku Dinas Perhubungan, Jakarta Utara dan Satlantas Jakarta Utara tampak berjaga di titik-titik persimpangan yang mengarah ke Jalan Gunung Sahari.
Meski telah 20 hari disosialisasikan, nyatanya masih banyak pengendara mobil berpelat tidak sesuai memasuki Jalan Gunung Sahari di tanggal ganjil.
Rata-rata dalih mereka ialah tidak mengetahui bahwa lokasi tersebut terkena perluasan ganjil genap.
Ada juga pengendara mobil yang melakukan upaya-upaya agar tidak ditilang petugas. Salah satunya adalah Intan, seorang pengemudi mobil city car berwarna biru gelap ini berusaha menelpon kerabatnya saat akan ditilang petugas.
"Enggak tahu tuh siapa yang ditelpon," kata Polisi yang menilang pemilik mobil tersebut.
Baca juga: Seorang Pengendara Telepon Kerabat agar Tidak Ditilang karena Langgar Ganjil Genap
Ia tampak memberikan telpon tersebut kepada polisi yang menilangnya, lalu Polisi itu menjauh dan bercakap-cakap dengan orang yang ditelpon.
Namun, setelah itu, Polisi tersebut menyerahkan ponsel milik Intan. Surat tilang warna biru juga tetap diberikan kepada Intan karena melanggar aturan lalu lintas.
"Enggak tahu (Jalan Gunung Sahari Terkena Ganjil Genap), baru pertama kali lewat sini," ucapnya kepada wartawan.
Dengan membawa surat tilang berwarna biru itu, Intan pun meneruskan perjalanannya menuju arah Ancol.
Jakarta Utara pelanggar terbanyak
Jakarta Utara sejatinya menjadi yang paling sedikit terkena perluasan ganjil genap. Jika dihitung, wilayah Jakarta Utara yang terkena perluasan ganjil genap hanya 1,5 kilometer dari Pos Polisi Bintang Mas sampai rel kereta api depan WTC Mangga Dua.
Namun, Jakarta Utara justru mendapat predikat pelanggar ganjil genap terbanyak di hari pertama penerapan.
Baca juga: Pelanggar Terbanyak Ganjil Genap Ada di Jakarta Utara
"Jumlah (pelanggaran) terbanyak ada di Jakarta Utara yakni 251 pelanggar di traffic light Bintang Mas, Jalan Gunung Sahari. Itu mungkin karena masih baru ( perluasan ganjil genap) jadi tidak diketahui oleh mereka (pengendara)," kata Kasubdit Gakkum Polda Metro Jaya AKBP Muhammad Nasir, di kantornya, Senin.
Hal itu memang terlihat di lokasi Jalan Gunung Sahari. Hampir di setiap lampu hijau menyala, ada saja pelanggar yang ditilang Polisi karena memasuki kawasan perluasan ganjil genap.
Selain razia pelanggaran, pajak kendaraan juga dicek
Penilangan pelanggar ganjil genap juga dimanfaatkan pihak Samsat untuk mengecek pajak kendaraan. Kepala BBN-KB Samsat Jakarta Utara, Robert L Tobing mengatakan, pihaknya ikut serta dalam razia tersebut untuk mendorong pendapat pajak Jakarta Utara.
"Jadi petugas kami ikut serta dalam penindakan yang dilakukan aparat kepolisian. Mengecek masa pajak yang tertera pada STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan)," kata Robert.
Baca juga: Di Jakarta Utara, Selain Razia Ganjil Genap, Pajak Kendaraan Juga Dicek
Jika ada kendaraan yang kedapatan masa pajaknya sudah habis, anggota Samsat Jakarta Utara akan mengarahkan pengendara untuk membayar pajak di kantor yang juga berada di Jalan Gunung Sahari.
Melalui cara seperti ini, Robert berharap Samsat Jakarta Utara dapat mengoptimalkan pendapatan pajak kendaraan di yang ditargetkan mencapai Rp 1,5 triliun tahun ini.
Arus lalu lintas lebih lancar
Efek perluasan ganjil genap ini kemudian langsung terasa di Jalan Gunung Sahari. Arus lalulintas terlihat lebih lengang dari biasanya.
"Lancar bisa dilihat sendiri lancar," kata Benhard di lokasi Senin (9/8/2019).
"Tapi enggak tahu pas di atas jam 10.00 WIB nanti," timpal Kepala Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Wilayah Jakarta Utara AKBP Agung Pitoyo.
Kepadatan hanya terjadi di titik-titik persimpangan di mana kendaraan berhenti saat terkena lampu merah.
Dishub Bagi-bagi bunga untuk pengguna transportasi umum
Momen penindakan pelanggar ganjil genap juga diisi Sudinhub Jakarta Utara dengan pemberian apresiasi bagi para pengguna transportasi umum.
Bentuk apresiasi tersebut ada dengan membagi-bagikan sepucuk mawar kepada warga yang naik kendaraan umum.
Dengan adanya apresiasi tersebut, diharapkan minat masyarakat menggunakan transportasi umum bisa meningkat.
"Ini menunjukkan adanya peran masyarakat yang mendukung program perbaikan kualitas udara di Jakarta," ujar Benhard.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.