Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Guru di Cilincing Terkena Pneumonia Akut, Diduga karena Hirup Asap Peleburan Limbah

Kompas.com - 12/09/2019, 22:30 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang guru SDN Cilincing 07 pagi menderita pneumonia akut yang diduga akibat sering menghirup asap dari industri rumahan pembakaran arang batok kelapa dan peleburan timah.

Guru berinisial S tersebut menderita pneumonia hingga harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.

"Awal Maret 2019 ini sesak napas hebat terus kami bawa ke UGD Rumah Sakit Pelabuhan. Sampai sana mesti masuk ruang resusistasi karena sesak napas parah. Setelah hasil rontgen dan tes darah ternyata dokter menyatakan itu sebagai pneumonia akut," ujar istri S, DRS (37) saat ditemui di RSUD Koja, Kamis (12/9/2019).

Saat pertama kali diperiksa, dokter sempat menanyakan apakah S merupakan seorang perokok. Namun menurut DRS suaminya tidak pernah merokok. Bahkan lingkungan sekitar tempat mereka tinggal juga tidak ada perokok.

"Satu-satunya kemungkinan asap ya dari perjalanan ke sekolah itu. Dari rumah menuju sekolah suami selalu melewati tempat pembakaran arang," ucap DRS.

Ia menduga bahwa asap itulah yang menyebabkan penyakit yang dialami suaminya.

Baca juga: Warga Keluhkan Industri Peleburan Timah di Cilincing yang Bikin Sesak Napas

Kala itu, S harus diopname selama seminggu di RS Pelabuhan Jakarta. Setelah itu ia juga harus menjalani rawat jalan selama seminggu.

Pada tanggal 1 Agustus 2019, suaminya kembali jatuh sakit. Pneumonia yang diidap S kambuh. Ia haus dirawat selama 14 hari untuk menjalani perawatan di RSUD Koja.

"Tanggal 29 Agustus masuk (RSUD Koja) lagi, sampai sekarang belum pulang," tuturnya

Mirisnya, sakit jantung dan diabetes yang sudah lama S miliki juga kumat sehingga ia masih terbaring lemah di rumah sakit.

Adapun warga Cilincing, Jakarta Utara memang mengeluhkan keberadaan dari industri pembakaran arang dan peleburan timah yang ada di Jalan Inspeksi Cakung Drain.

Asap yang bau dan menyakiti mata dari industri rumahan tersebut dianggap mengganggu aktivitas warga. Terlebih lagi jarak dari industri tersebut menuju SD Cilincing 07 Pagi yang hanya beberapa ratus meter membuat warga khawatir dengan kondisi kesehatan anak mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com