Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Tangis Para Pemilik Industri Arang di Cilincing Pecah

Kompas.com - 19/09/2019, 13:17 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Air mata pemilik industri pembakaran arang batok di Jalan Inspeksi Cakung Drain, Cilincing, Jakarta Utara mengalir saat melihat cerobong asap lapak mereka mencari nafkah selama bertahun-tahun dibongkar.

Salah satunya Haji Bahar. Sambil menangis ia tampak memeluk Camat Cilincing Muhammad Alwi.

Bahar mengaku telah membakar arang di lokasi tersebut sejak 2003 lalu. Waktu itu, belum ada satupun warga yang membangun rumah di sekitar tempat pembakaran arang.

Baca juga: 365 Petugas Gabungan Disiagakan Awasi Pembongkaran Industri Pembakaran Arang di Cilincing

Dikatakan Bahar, ia sebenarnya bersedia mengikuti instruksi pemerintah agar mereka menutup usaha tersebut. Namun, yang membuat ia bersedih ialah memikirkan nasib pekerja yang mencari nafkah di tempatnya.

"Saya punya pekerja kan 75 orang, tapi kalau enggak kerja mau makan apa mereka," kata Bahar kepada wartawan di lokasi, Kamis (19/9/2019)

Namun, Bahar menjamin, selama pemerintah berupaya mencarikan solusi untuk mereka, dirinya tidak akan melakukan pembakaran arang batok.

Baca juga: Camat Cilincing: Sebagian Pengusaha Arang Akan Pindah ke Kota Lain

Air mata juga tampak mengalir di pipi Khoriah (49). Ia mengaku bingung memikirkan biaya untuk anaknya yang saat ini duduk di bangku SMP.

Khoriah mengaku tidak memiliki usaha lain selain pembakaran arang tersebut.

"Buat biaya sehari-hari kan dari sini semua," tuturnya.

Hatinya terluka ketika melihat petugas bantuan dari kelurahan membongkar cerobong asap yang dirintis oleh orangtuanya sejak 2003 lalu.

Ia berharap, pemerintah segera bisa mencarikan solusi, entah itu relokasi, atau pemberian alat yang bisa mengurangi asap pembakaran arang yang selama ini ia kerjakan.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Syahruddin (33), salah seorang buruh pembakaran arang batok. Ia mengaku tidak memiliki keahlian lain selain membuat arang.

"Keahlian saya cuma bisa bikin arang, orang gak punya ijazah segala macem buat kerja di PT. SD aja enggak lulus," ujar Syahruddin.

"Paling tidak di carikan kerja (oleh pemerintah) biar orang sini pada enggak nganggur semua," sambungnya.

Adapun hari ini, warga pemilik industri rumahan pembakaran arang batok telah sepakat untuk membongkar usaha milik mereka.

Meski begitu sebanyak 365 petugas gabungan diperbantukan apabila warga kesulitan membongkar 23 cerobong asap yang ada di lokasi tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com