Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai-ramai Minta Restu Airin Jelang Pilkada Tangsel 2020

Kompas.com - 20/09/2019, 09:41 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

Muhamad mengaku, permintaan restu kepada Airin akan dengan alasan proses yang diikuti masih tahap penjaringan.

"Ya memang saya seharusnya izin, tapi belum. Karena ini kan masih tahap penjaringan, belum ada kepastian penetapan. Nanti kalau sudah ada penetapan baru lapor," kata Muhamad saat dihubungi, Kamis (19/9/2019).

Baca juga: Masuk Bursa Calon Wali Kota Tangsel, Sekda Muhamad Belum Izin Airin

Nama Muhamad sudah terdaftar sebagai bakal calon wali kota Tangerang Selatan melalui PDI-P. Menurut Muhamad, sampai saat ini ia masih mengikuti alur tahapan yang diatur oleh partai.

Untuk urusan meminta restu kepada orang nomor satu di Tangerang Selatan, ia mengaku masih menunggu keputusan terkait penetapan calon yang diusung oleh partai.

"Nanti kalau ada yang mmetuskan dan maju di pencalonan itu baru saya resmi lapor ke Ibu (Airin). Soalnya nanti kalau ditanya 'emang muhamad memang sudah ada yang meminang sudah ada yang memastikan?' Kalau belum ada gimana," katanya.

Tidak perlu minta restu

Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menilai tidak sepatutnya tiga pejabat Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan meminta restu kepada Arin.

Menurut dia, saat ini Benyamin, Muhamad, dan Tomi Patria sedang mengikuti pesta demokrasi yang siapa saja bisa mengikutinya.

"Ya enggak begitu juga (minta restu Airin). Karena ini negara demokrasi, bukan negara satu orang. Di daerah itu Airin dia punya durasi rentang waktu yang memerintah. Jadi Tangsel bukan punya Airin. saya rasa itu salah besar," kata Siti saat dihubungi, Jumat (20/9/2019).

Menurut Siti Zuhro, komunikasi tiga pejabat bisa meminta restu hanya dalam soal birokrasi. Mereka yang merupakan anak buah harus menjalin komunikasi dengan Airin.

"Dalam hal birokrasi memang mereka anak buah tapi ketika Pilkada masuk yang bersangkutan adalah setara," katanya.

Oleh karena itu, ia menilai untuk tiga pejabat Pemkot tak perlu meminta restu dan sowan ke Airin.

"Kalau (calonkan) kepala daerah enggak perlu seperti itu. Yang harus disowankan adalah Undang-Undang dan pasal-pasal ayat Pilkada, tidak orang per orang. Terkecuali (tiga pejabat) meminta dukungan Airin," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com