Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Bekasi Klaim Akan Batasi Pembangunan Rumah Tapak

Kompas.com - 20/09/2019, 17:49 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Bekasi menyatakan bakal membatasi pembangunan rumah tapak. Sebaliknya, pengembangan apartemen akan dibuka lebar bagi pengembang properti.

Hal itu karena kian minimnya lahan yang tersisa di Kota Bekasi, sedangkan jumlah penduduknya semakin banyak dari tahun ke tahun.

"Untuk perumahan, kami sekarang sudah mulai membatasi untuk pembangunan yang landed house atau horizontal. Kami mulai batasi, bukan kami larang, kami batasi. Kami mulai mengembangkan perumahan-perumahan vertikal," ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bekasi, Eka Hidayat Taufik, kepada Kompas.com, Jumat (20/9/2019).

Baca juga: Sulit Cari Lahan untuk Rumah Tapak, Pemerintah Bangun Rusun untuk ASN, TNI, Polri

"Kita lihat sekarang, maraknya pembangunan apartemen adalah bagian dari itu. Karena, kalau misalnya kita tetap berada di landed house, tanahnya sudah mulai terbatas ya mau bangun di mana lagi," ujar dia.

Eka mengatakan, pembatasan itu sudah termaktub dalam rencana detail tata ruang (RDTR). Pemerintah disebut akan mengotak-atik koefisiensi dasar bangunan (KDB) guna menekan pengembangan rumah tapak.

"Misalkan, KDB-nya juga harus memperhatikan lingkungan, bagaimana kami berikan KDB yang luas bangunannya harus lebih kecil, sehingga menyisakan ruang untuk serapan dan segala macam," ujar Eka.

"Kalau seperti ini, otomatis kalau dibangun secara landed house, jadi tidak mempunyai nilai ekonomis bagi mereka. Saya kira mekanisme pasar akan membawa ke arah situ," tambah dia.

Ia mengemuakakn, pemerintah sendiri tidak akan banyak terlibat dalam pembangunan rumah vertikal seperti rumah susun. Pengembang swastalah yang akan diberikan kesempatan menggarap apartemen di Kota Bekasi.

"Pemerintah enggak akan mampu kalau harus bangun semua aspek, mulai rumah sampai yang lain. Dengan adanya investasi yang masuk, itu akan meningkatkan sumber daya pembangunan kita, karena tidak semuanya bisa dibiayai pemerintah," ungkap Eka.

Bappeda Kota Bekasi mencatat, jumlah penduduk Kota Bekasi terus meningkat setiap tahun. Akan tetapi, lajunya semakin lambat. Pertumbuhan penduduk itu pun lebih banyak disumbang oleh urbanisasi ketimbang angka kelahiran.

"Kami lebih banyak di faktor urbanisasi. Bisa saja penduduk ini tinggal di Kota Bekasi hanya 2-3 tahun, lalu pindah lagi," ujar Eka.

Namun, demografi semacam itu justru menjadi tantangan berat bagi Pemerintah Kota Bekasi. Sebab, daya dukung Kota Bekasi semakin rendah. Jumlah ruang yang tersedia juga kian sempit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com