Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kakak Ceritakan Adiknya Dianiaya Aparat Saat Kerusuhan di Sekitar Senayan

Kompas.com - 30/09/2019, 11:24 WIB
Cynthia Lova,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah orang terluka saat kerusuhan aksi unjuk rasa mahasiswa dan pelajar di sekitar Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, pekan lalu.

Data Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), sebanyak 87 orang jadi korban kekerasan.

Salah satunya dialami AD, mahasiswa Universitas Bung Karno, Jakarta.

AD harus dirawat di Rumah Sakit Jakarta lantaran mengalami kekerasan saat aksi Selasa (24/9/2019) lalu.

Baca juga: Terluka Saat Amankan Demo Rusuh, Polisi Ini Terpaksa Tunda Pertunangan

Novica Sari, kakak AD menjelaskan, kepala adiknya harus dijahit karena terluka. Selain itu, luka memar ada di sekujur tubuhnya.

"Kata dokter AD seperti dipukul benda tumpul di bagian kepala. Ada juga bekas injekkan pasir dan pukulan rotan," ucap Novica saat dihubungi Kompas.com, Senin (30/9/2019).

Meski keadaannya semakin membaik, AD terkadang masih merintih kesakitan.

Novica bercerita, berdasarkan pengakuan adiknya, kala itu AD ke Gedung DPR hanya untuk melihat suasana aksi sepulang kuliah pukul 17.00 WIB.

Baca juga: Polisi Tutup Jalan Menuju Depan DPR Pakai Separator dan Kawat Berduri 4 Lapis, Tak Bisa Jalan Kaki

"Adik saya ini kepo, dia pikir udah selesai demonya makanya dia mau lihat. Dia parkir motor di JCC (Jakarta Convention Centre) abis itu simpen almamater di dalam tas," kata Novica.

Setelah parkir di JCC, AD berjalan ke arah Slipi, Jakarta Barat. Namun, saat sampai Slipi, gas air mata sudah ditembakkan polisi.

AD kemudian melihat ada salah satu kabel yang korsleting dan berapi. Ia khawatir terjadi sesuatu hingga ia melaporkan itu ke polisi yang ada di dekatnya.

"Dia bilang ke polisi itu kalau ada korsleting. Eh, ternyata dia malah ditarik oleh aparat," tambahnya.

Baca juga: Mahasiswa Demo Lagi di Depan Gedung DPR Siang Nanti, Ini Tuntutan Mereka

Novica mengatakan, adiknya dipukuli oleh aparat dari belakang. Kemudian ditarik ke arah ruko-ruko yang ada di Slipi.

Polisi juga memeriksa tas AD yang isinya almamater dan buku-buku pelajaran.

"Tapi tetap polisi tidak percaya penjelasan adik saya, dia malah disuruh buka baju terus dia dipukulin menggunakan rotan," ucapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com