Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Wahadi, Tukang Las di Pejompongan yang Setiap Hari Resah karena Demo

Kompas.com - 01/10/2019, 13:49 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Demo penolakan Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi dan RKHUP (Rancangan Kitab Hukum Umum Pidana) yang berakhir ricuh di sekitar Gedung DPR RI memiliki dampak pada warga sekitar.

Sejumlah wilayah kena getahnya karena menjadi tempat massa melarikan diri dari tembakan gas air mata.

Misalnya seperti daerah Pejompongan, Slipi, Karet, Tanah Abang, Senayan, Palmerah, dan Jakarta Convention Center.

Warga yang beraktifitas di sekitar tempat itu ikut terkena gas air mata.

Salah satu yang terdampak adalah Muhadi (48), warga yang tinggal di Pejompongan Raya.

Muhadi menceritakan keluh kesahnya yang belakangan ini terus menerus terkena gas air mata hingga rumahnya dimasuki oleh pedemo.

Muhadi yang bekerja sebagai tukang las ini mengatakan, setiap hari merasa khawatir karena demo ricuh ini.

"Jadi setiap bangun tidur itu kaya mikir saja, ada apa lagi ya hari ini, masih ada demo tidak ya. Ada rusuh tidak ya nanti malam. Ya begitulah," ujar Muhadi di depan rumahnya sambil mengepel rumahnya di Pejompongan Raya, Jakarta Pusat, Senin (30/9/2019) malam.

Baca juga: Selasa Siang, Mahasiswa Akan Kembali Demo di Depan Gedung DPR

Bapak dua anak ini sudah seminggu belakangan merasakan gas air mata. Meski berada di dalam rumah, ia tetap merasakan gas air mata.

Setiap hari ia pun selalu mengoleskan wajahnya dengan pasta gigi agar gas air mata itu tak terasa perih di matanya.

"Saya juga sudah stok masker, jadi saya di rumah sambil pakai masker saja kaya pedemo,” kata Muhadi tersenyum.

Bahkan dia sudah terbiasa dengan bunyi tembakan gas air mata lantaran sudah sering mendengarnya.

Senin, 30 September kemarin, Muhadi mengatakan, bentrokan antara massa dan aparat mulai terjadi pada pukul 16.00 WIB.

Saat itu ia tengah mengerjakan pesanan las di halaman rumahnya. Adapun rumah Muhadi juga dijadikan tempat usaha bengkel lasnya.

"Dalam hati saya kok sudah cepat banget terdengar bunyi tembakan gas air mata padahal masih sore tapi saya dengarnya dari kejauhan dulu karena bentroknya masih di flyover Slipi," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com