Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Penusuk Wiranto di Pandeglang Dirawat di Rumah Aman Kemensos

Kompas.com - 17/10/2019, 09:18 WIB
Jessi Carina

Editor

Sumber Warta Kota

JAKARTA, KOMPAS.com - Anak terduga teroris yang menusuk Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto di Padeglang, Banten, Kamis (10/10/2019), saat ini, dirawat di Rumah Aman milik Kementerian Sosial.

Anak perempuan berinisial R tersebut ditangani oleh tim pekerja sosial beserta psikolog.

"Sekarang, yang anak penusukan ada di sini. kita akan rehabilitasi, kita khawatir terpapar dengan paham radikalisme," kata Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Edi Suharto, saat ditemui di Rumah Aman Kemensos, Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (16/10/2019).

Edi menambahkan, sebagai langkah pertama, pihaknya perlu melakukan assesmen guna mengetahui sejauh mana R memiliki pemahaman dan kecintaan terhadap NKRI.

Petugas harus berhati-hati dalam melakukan penilaian terhadap hal tersebut.

Baca juga: Terduga Teroris di Tambun Merencanakan Bom Bunuh Diri di Lampung

Oleh sebab itu, saat ini R dirawat terpisah dengan anak-anak sebagai adaptasi.

Proses itu akan berlangsung hingga R memiliki pandangan yang sama dengan teman sebayanya, yakni cinta terhadap NKRI.

"Anak itu hanya sebagai korban, bukan pelaku. Kita harus optimis agar mereka kembali memiliki pemahaman tentang NKRI," ujar Edi.

"Untuk terapi di awal, kita pisahkan sampai dia memiliki adaptasi yang bagus. Kita lakukan tes dulu seperti kecintaan dia dengan NKRI, mengucapkan salam, dan lainnya. Setelah terjadi perubahan perilaku baru kita satukan," tambah dia.

Tak mudah melakukan perawatan terhadap anak-anak yang telah terpapar paham radikalisme. Kesulitan terjadi seperti saat pihaknya merawat anak-anak terduga teroris bom di Surabaya.

"Anak-anak korban terorisme di Surabaya itu sudah berbulan-bulan dirawat. Sekarang, sudah mengalami kemajuan," ujar Edi.

"Sebelumnya, tidak mau mengucapkan salam, tidak mau menyanyikan Indonesia Raya, tidak mau menyatakan Pancasila dan bahkan tidak mau bermain dengan sebayanya dan menganggap yang lain kafir. Sekarang, setelah dirawat mereka mau bermain dengan teman-temannya," tambah Edi.

Baca juga: Pascapenusukan Wiranto, Polri Tangkap 36 Orang Terafiliasi ISIS

Saat ini, pihaknya masih didampingi kepolisian dalam melakukan pemantauan terhadap R. Proses assesmen dilakukan hingga 6 bulan ke depan.

"Setelah diantar tim densus kita lakukan asesmen didampingi oleh Polda dan kita sudah lakukan pendekatan, kita datangkan pekerja sosial," ujarnya.

Lebih lanjut, Edi menuturkan terdapat 12 orang lainnya yang merupakan anak-anak terduga pelaku terorisme.

Mereka masih akan dirawat hingga sembuh dari paparan radikalisme sebelum dipulangkan kembali.

"Maksimum, kita lakukan assesmen selama enam bulam. Setelah kondisi lingkungan sudah kondusif, kita kembalikan ke lingkungan," kata Edi. (RANGGA BASKORO)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul "Anak Terduga Teroris yang Menusuk Wiranto di Padeglang Dirawat di Rumah Aman Kemensos".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com