Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Kampung Warna-warni Penas Tanggul, Kawasan Tanpa Rokok yang Jauh dari Kesan Kumuh

Kompas.com - 18/10/2019, 09:19 WIB
Dean Pahrevi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Stigma kumuh pada permukiman warga di bantaran kali tak terlihat pada Kampung Penas Tanggul, Jalan Pancawarga 30, RT 015, RW 02, Kelurahan Cipinang Besar Selatan, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur.

Ya, kampung yang terletak di bantaran Kali Ciliwung itu tampak asri dengan dikelilingi rindangnya pohon dan berbagai tanaman.

Permukiman itu juga disebut Kampung Warna-warni Penas Tanggul. Rumah-rumah dalam kampung tersebut dicat warna-warni, semakin menghilangkan stigma kumuh pada permukiman di bantaran kali.

Ditambah lagi, warga kampung itu menerapkan aturan kawasan tanpa rokok yang menambah sejuk udara saat memasuki kampung tersebut.

Nobby Sail Andi, Koordinator Pembangunan Kampung Warna-warni Penas Tanggul mengatakan, gagasan untuk mengubah kesan kumuh pada kampungnya sudah ada sejak 2017.

Terinspirasi dari Kampung Code di Desa Umbulharjo, Jogjakarta, sebanyak enam pemuda dari Kampung Penas Tanggul termasuk Nobby studi banding ke sana.

Baca juga: Kisah Warga Kampung Starling, Demo Bawa Rezeki dan Satpol PP Paling Dihindari

Di sana mereka belajar bagaimana cara membangun kampung yang terkesan kumuh karena berada di bantara kali menjadi kampung yang bisa menjadi tempat wisata karena keunikannya.

"Kita selama seminggu di sana, pulang dari sana kita langsung kumpul dengan warga menjelaskan apa yang kita dapat dari studi banding itu. Akhirnya sepakat lah kita bangun kampung warna-warni dengan mengecat rumah-rumah dengan warna yang cerah dari uang kas RT," kata Nobby di Kampung Penas Tanggul, Kamis (17/10/2019).

Akhirnya pada Mei 2017, terwujud Kampung Penas Tanggul menjadi kampung warna-warni dengan ditanami sejumlah tanaman. Di saat yang sama, kampung itu juga menerapkan aturan kawasan tanpa rokok.

"Sempat ada perdebatan saat kita buat aturan kawasan tanpa rokok. Karena banyak warga yang bapak-bapaknya itu menolak. Kita beri penjelasan, akhirnya kita sepakat aturan itu bukan langsung larangan merokok tapi bertahap. Yang dilarang merokok di dalam dan teras rumah," ujar Nobby.

Kampung Warna-warni Penas Tanggul, Jalan Pancawarga 30, RT 015, RW 02, Kelurahan Cipinang Besar Selatan, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, jauh dari kesan kumuh dan kawasan tanpa rokok, Kamis (17/10/2019).KOMPAS.COM/DEAN PAHREVI Kampung Warna-warni Penas Tanggul, Jalan Pancawarga 30, RT 015, RW 02, Kelurahan Cipinang Besar Selatan, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, jauh dari kesan kumuh dan kawasan tanpa rokok, Kamis (17/10/2019).

Kawasan tanpa rokok

Nobby menjelaskan, aturan tanpa rokok di kampungnya memang berlaku. Namun, larangan merokok tidak berlaku di seluruh wilayah kampung. Di luar rumah masih boleh merokok walau ada denda bagi perokok jika ada yang menegur.

"Kita bertahap, di sini tidak bisa langsung dilarang, warga tidak setuju. Jadi bertahap, di dalam dan teras rumah tidak boleh merokok. Di luar rumah bisa tapi ada dendanya Rp 20 ribu kalau ada yang ketahuan. Dendanya masuk kas RT," ujat Nobby.

Nobby memastikan untuk di dalam dan teras rumah di kampungnya sudah bebas 100 persen dari asap rokok. Berkat aturan itu, jumlah perokok di kampungnya pun berkurang drastis.

Baca juga: Kisah Kampung Apung yang Dahulu Rimbun Penuh Pohon, Kebun, dan Empang...

"Berkurang jelas, ada yang berhenti, ada yang mengurangi tadinya dua bungkus rokok jadi satu bungkus. Kita bertahap, goal (tujuan akhir) kita kampung ini bebas sepenuhnya dari rokok," ujar Nobby.

Berkat berbagai pencapaian itu, kampung tersebut mendapat penghargaan dari Komnas Pengendalian Tembakau RI di bawah Kementerian Kesehatan, sebagai agen perubahan dalam pengendalian tembakau di Indonesia tahun 2018.

"Tujuan kami ingin menghilangkan stigma kumuh pada kawasan di bantaran kali. Dengan adanya kampung ini, kita bisa buktikan bahwa permukiman di bantaran kali bisa terlihat indah dan asri serta jauh dari kesan kumuh. Kita juga beberapa kali terima warga dari daerah lain yang studi banding ke sini," ujar Nobby.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com