Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sengketa Tanah, Sekolah di Bekasi Terancam Disegel

Kompas.com - 25/10/2019, 16:50 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - SDN 01 Karang Bahagia di Kabupaten Bekasi terancam disegel. Pasalnya, gedung sekolah berdiri di atas tanah yang bukan milik pemerintah daerah.

Jumat (25/10/2019) pagi, sekelompok orang yang mewakili Yakoeb Adrianto, pemilik tanah, datang memasang spanduk "perintah pengosongan" ke SDN 01 Karang Bahagia.

Dalam spanduk tersebut dituliskan berbagai bukti kepemilikan tanah, termasuk amar putusan Pengadilan Negeri Bekasi yang telah memenangkan Yakoeb Adrianto.

"Diminta kepada Bupati Bekasi untuk segera mengosongkan lahan ini yang menjadi objek perkara," tulis spanduk itu.

Selain itu, beberapa titik di dinding sekolah ditempeli kertas bertuliskan "sekolah ini disegel".

Namun, berdasarkan pengamatan Kompas.com di lokasi, aktivitas belajar-mengajar masih berjalan seperti biasa.

"Ya mereka datang intinya agar pemerintah segera menindaklanjuti keputusan pengadilan itu. Kalau kami guru-guru di sekolah, ya, ngajar-ngajar saja. Toh enggak ada perintah pengosongan. Penggugat juga tahu kalau sekolah enggak terlibat, jadi urusannya mereka sama pemda," ujar Ade Rusdian, salah satu guru senior SDN 01 Karang Bahagia kepada Kompas.com, Jumat petang.

"Dengar-dengar kalau enggak segera dipenuhi, mereka akan kembali lagi. Ya, mungkin disegel beneran atau gimana kami juga enggak tahu," ia menambahkan.

Sementara itu, sejumlah orangtua murid mengaku resah dengan adanya insiden ini.

Salah satunya Annisa, warga Karang Bahagia yang putranya duduk di bangku kelas V saat ini.

"Khawatirlah, nanti masa anak saya harus pindah? Administrasinya, segala macam juga harus mulai dari nol lagi dong? Mudah-mudahan cepat selesai saja lah. Tadi begitu ada spanduk ini, kita orangtua murid kaget semuanya," cetus Annisa, Jumat petang.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi, Hery Herlangga mengaku menghormati putusan itu.

"Nah itu yang akan kita bincangkan ke ahli warisnya. Harapannya, kita boleh minta waktu buat pindah," ujar Hery melalui telepon, Jumat petang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com