“Kami sempat berdebat karena semua bukti memang udah mengarah ke kakak ipar saya itu, namun dia tetap tidak ngaku,” ujar Jeli.
Meski tak mengakui perbuataannya, Haris malah hendak mengganti anjing itu dengan uang Rp 10 juta. Jeli menolak.
Setelah itu, Jeli melaporkan ke Yayasan Natha Satwa Nusantara agar dibawa ke Klinik Hewan Cucu, Sunter, Jakarta Utara.
Kala itu, ia tak punya biaya untuk membawa anjingnya ke klinik hewan.
Belakangan, lima anak anjing tidak tertolong.
Trauma
Jeli mengaku kini trauma atas apa yang terjadi pada anjing-anjingnya. Selama bertahun-tahun memelihara anjing, baru pertama kali Jeli kehilangan hewan kesayangannya karena penganiayaan.
“Ini baru kejadian kali ini. Padahal udah bertahun-tahun pelihara anjing, masih trauma banget,” ujar Jeli.
Jeli mengaku selalu terbayang-bayang kondisi lemas anjingnya saat pertama kali ditemukannya.
“Saya masih kepikiran anjing-anjing saya, kenapa jahat banget disiram,” kata Jeli.
“Ini saya sampai ngebayangin mereka itu ada di kandang lagi main-main. Anak-anak anjing itu lagi pada nyusu sama ibunya,” tambah Jeli.
Polisi menyelidiki
Kepolisian tengah menyelidiki kasus tersebut berdasarkan laporan Natha Satwa Nusantara.
“Iya kami sudah terima laporannya, sedang kami selidiki,” ujar Kepala Unit Kriminal Umum Polres Jakarta Pusat, AKP Suminto.
Jeli mengaku mendukung proses hukum atas kasus tersebut. Meskipun, dia dan Haris masih masih keluarga.