Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Anjing Mati Disiram Cairan Kimia, Pelakunya Diduga Alami Gangguan Jiwa

Kompas.com - 05/11/2019, 18:34 WIB
Cynthia Lova,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Haris, orang yang diduga menyiramkan cairan kimia ke tubuh enam anjing disebut mengalami gangguan jiwa.

Enam anjing tersebut milik sepasang suami istri, Andre dan Jelii Weni Mongilala.

Sementara Haris adalah kakak dari Andre. Mereka tinggal satu rumah.

Karena siraman cairan kimia tersebut, lima anjing meninggal dunia. Satu induk dari anak anjing itu masih dirawat di klinik hewan.

Baca juga: Fakta di Balik Kematian Empat Anjing Peliharaan dan Kejanggalannya

Jelli mengatakan, kakak iparnya itu memang ada indikasi mengalami gangguan kejiwaan.

“Ya kalau bisa dibilang stres atau tidak waras lah karena emang begitu di rumah juga sukanya main-main air juga,” ujar Jelli saat ditemui di Jalan Kramat, Jakarta Pusat, Selasa (15/11/2019).

Menurut Jelli, banyak hal aneh dalam keseharian Haris.

“Kadang suka marah-marah sendiri dan jalan sendiri sambil ngomong gitu sendiri. Agak ngelantur emang orangnya,” ucap Jelli.

Selain itu, Jelli mengatakan, Haris memang diketahuinya tidak suka dengan hewan. Atas dasar itu semua, ia menduga kuat Haris yang menyiksa enam anjingnya.

“Karena pada saat anjing saya nangis-nangis, posisinya Haris sedang berdekatan dengan anjing saya dan sedang cuci tangan,” kata dia.

Baca juga: Polisi Selidiki Laporan Soal Enam Anjing yang Diduga Disiram Air Panas

Saat itu, Jelli sempat bertanya kepada Haris mengapa anjing-anjing tersebut terus menangis dan mengapa Haris mencuci tangan.

“Dia malah cengengesan gitu saya tanyain anjing saya kenapa menangis terus, dia malah ngelak dan bukan dia yang berbuat katanya,” ucapnya.

Setelah kejadian, Jelli menyerahkan anjing-anjingnya kepada Yayasan Natha Satwa Nusantara untuk dibawa ke klinik hewan.

Sementara itu, pernyataan senada disampaikan tetangga di sekitaran rumah Jelli.

“Iya emang kaya ketawa sendiri,” ucap seorang tetangga.

Saat ini kasus tersebut sedang diusut Polres Jakarta Pusat atas dasar laporan Natha Satwa Nusantara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com