JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagai anak penyandang disabilitas bukan menjadi penghalang untuk berprestasi dan aktif dalam berorganisasi.
Gangguan cerebral palsy yang diderita Adhika Widyandra, atau yang lebih dikenal Dendra, membuatnya sulit dalam mendengar dan berbicara. Kurang berfungsinya motorik halus, membuatn Dendra kesulitan berkomunikasi.
Namun, mahasiswa berkebutuhan khusus kelahiran Jakarta, 18 Juni 1996 ini bisa membuktikan bahwa ia aktif dalam berorganisasi dan menyalurkan bakatnya.
Dendra merupakan mahasiswa berkebutuhan khusus yang menjadi anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di Politeknik Negeri Jakarta (PNJ).
Baca juga: Politeknik Negeri Jakarta Buka Program Khusus Penyandang Disabilitas
PNJ memang membuka program untuk penyandang disabilitas, yaitu jurusan Manajemen Pemasaran–Warga Negara Berkebutuhan Khusus (MP-WNBK). PNJ sendiri membuka kesempatan untuk seluruh mahasiswa ikut aktif berorganisasi, termasuk mahasiwa berkebutuhan khusus.
Dendra merupakan mahasiswa jurusan MP-WNBK PNJ Konsentrasi Komputer (Web Programmer, Database, E-Commerce dan Pengetikan) tahun ajaran 2016-2019.
Dendra lulus dengan IPK cukup memuaskan, yaitu 3,58.
Ketika dihubungi kompas.com, Dendra mengaku ikut menjadi anggota BEM karena ingin lebih aktif dalam berorganisasi dan bersosialisasi.
“Aku ikut BEM itu karena ingin tau berorganisasi itu seperti apa, terus ingin punya teman banyak, dan aktif dalam kegiatan dan rapat,” ujar Dendra.
Selama menjadi anggota BEM, Dendra memiliki kesulitannya tersendiri dalam mengutarakan opininya. Gangguan cerebral palsy ringan yang dideritanya, membuat dia sulit berkomunikasi dan mendengar.
Oleh karena itu, butuh waktu agak lama dan pendekatan yang lebih agar Dendra dapat memahami topik yang dibicarakan.
Dendra menjadi anggota BEM PNJ Katalis Peradaban periode 2018/2019 Departemen Kemahasiswaan, Divisi Seni Budaya.
Baca juga: Lowongan CPNS untuk Cumlaude dan Disabilitas, Ini Syaratnya
Ketua Departmen Kemahasiswaan BEM PNJ Katalis Peradaban Dimas mengatakan, selama berorganisasi, Dendra sering ikut rapat departmen dan sering mengikuti acara kampus.
Dimas menambahkan, Dendra dikenal sebagai orang yang mudah berbaur.
“Dendra itu orangnya pendiam, tetapi mudah berbaur dengan anggota BEM lainnya. Kalau sedang berdiskusi, dia sering menanyakan hal yang sama dan saya menjelaskannya pelan-pelan,” ujar Dimas.
Chandra, Ibu dari Dendra sangat mendukung keinginan anaknya untuk berorganisasi. “Saya sangat mendukung kegiatan Dendra di BEM. Pernah saya menunggu Dendra selesai rapat di kampus sampai pukul 11 malam,” kata Chandra.
Dendra dikenal sebagai anak yang mudah bersosialisasi dengan orang lain.
“Dendra itu orangnya prigel (ceria). Kalau diledek temannya, Dendra hanya ketawa atau senyum,” ujar Chandra.
Bungsu dari dua bersaudara ini termotivasi untuk bisa kuliah karena ingin mengikuti jejak kakaknya yang menempuh pendidikan di Jurusan Psikologi Universitas Padjajaran.
Namun, karena keterbatasannya, sulit untuk Dendra menemukan kampus yang menerima penyandang disabilitas seperti dirinya.
“Saya sempat bingung cari tempat kuliah untuk Dendra, tetapi alhamdullilah ada MP-WNBK PNJ yang bisa menampung Dendra walaupun hanya Diploma III,” tambah Chandra.
Baca juga: Ini 8 Instansi dan Formasinya yang Merekrut Disabilitas di CPNS 2019
Selain aktif berorganisasi, Dendra juga aktif dalam bermusik, bahkan ia memiliki band sendiri, yaitu Wanna Be Kool Band atau dikenal WNBK Band sebagai drummer.
Mengetahui bakat Dendra dalam bermusik, Chandra memasukkannya ke kursus drum di Purwa Caraka saat kelas 2 SMP. Dendra aktif bermai band semenjak duduk di bangku SMK. Bersama WNBK Band, ia pernah meraih juara III di acara “Autism Awareness Day 2019”
Meskipun memiliki keterbatasan, Dendra tetap mengenyam pendidikan di sekolah reguler. Selama sekolah, Dendra dikenal sebagai anak yang ceria dan mudah bergaul sehingga teman-temannya baik kepadanya.
Selain aktif berorganisasi, Dendra juga berprestasi di bidang non-akademik. Ia pernah meraih Juara penampilan terbaik III Kejuaraan Pencak Silat Sinar Warna Nusantara Championship Antar Pelajar Tingkat Nasional pada tahun 2015.
Dendra membuktikan, bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk berprestasi dan aktif berorganisasi. Justru dengan keterbatasan itu, Dendra membuktikan bahwa ia bisa menjadi orang yang aktif dalam mencetak prestasi dan membuktikan bahwa penyandang disabilitas juga memiliki kesetaraan seperti orang biasa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.