Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Keterangan Walikota Jakut dengan Warga Sunter soal Penggusuran

Kompas.com - 19/11/2019, 09:03 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Mereka tidak bisa pindah alamat KTP ke lokasi itu karena kampung tersebut tidak memiliki perangkat RT/RW. 

"Pas pilkada saya ikut, milih Anies. Tapi enggak di sini, KTP saya di Tanah Merah (Tanjung Priok)," kata salah seorang warga bernama Hasan Basri kepada Kompas.com.

Begitu pula dengan Ahmad Dhari. Ia mengaku ikut dalam Pilkada DKI 2017 dan terdaftar sebagai pemilih di kawasan Kampung Bahari.

Akan tetapi, dari beberapa warga yang kami temui, tidak ada satu pun yang mau menunjukkan KTP mereka.

2. Ditawar tinggal di Rusun Marunda

Sigit mengatakan, Pemkot Jakarta Utara sebelumnya sudah menawari warga di lokasi tersebut untuk pindah ke Rumah Susun Marunda. Menurut Sigit, warga menolak.

Pemkot, kata dia, sudah membuka pendaftaran bagi warga yang ingin tinggal di Rusun Marunda, tetapi tak ada yang mendaftar.

"Kami siapkan Rusun Marunda, tapi ternyata mereka tidak ada yang mendaftar. Karena rata-rata hanya sebagai tempat usaha," ujar dia.

Namun, warga juga membantah perkataan Sigit tersebut. Ahmad mengatakan, isu mengenai penggusuran sempat merebak ketika bulan lalu ada rumah yang kebakaran.

Baca juga: Korban Penggusuran Sunter Agung Minta Pemprov DKI Sediakan Tempat Usaha

Warga lantas berdemo ke kantor wali kota Jakarta Utara menolak penggusuran tersebut. Sejak demonstrasi tersebut, tidak ada komunikasi yang terjalin antara pemerintah dan warga.

"Itu bohong semua," ujar Ahmad Dhari.

3. Lokasi yang digusur disebut bukan tempat tinggal.

Sigit juga mengemukakan, yang digusur mayoritas merupakan lapak-lapak tempat warga berdagang dan bukan tempat tinggal.

"Itu dominan kan tempat usaha, berupa lapak barang bekas. Rongsokan," ujar mantan Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta tersebut.

Ia juga menjelaskan, warga yang terdampak memilih untuk kembali ke tempat tinggal masing-masing, yaitu di Penggilingan, Kebon Bawang, maupun Tanah Abang.

Hal ini pun dibantah warga. Ahmad Dhari salah satunya. Ia mengakui dirinya memang di lokasi tersebut. Tapi Ahmad mengatakan, ia juga tinggal di lokasi tersebut.

"Saya di sini sejak tahun 80-an. Saya tinggal di sini, berdagang di sini," ucapnya.

Ia menyebutkan bahwa rata-rata warga yang tinggal di sana merupakan pemilik bangunan dan bukan penyewa.

Kuswati, warga yang lain, menyebutkan bahwa ia memang tinggak di lokasi tersebut. Namun dia tidak berdagang. Ia bekerja serabutan di sana, mulai dari buruh cuci, hingga membongkar palet-palet kayu.

"Kami tetap ingin di sini, penghasilan di sini," tutur Kuswati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com