Akhirnya, tibalah waktunya. Sejarah mencatat pusat kesenian dan kebudayaan yang dicita-citakan para seniman akhirnya berdiri pada 10 November 1968.
Taman Ismail Marzuki terdiri dari tujuh bangunan yakni teater terbuka berkapasitas 2.500 penonton, teater tertutup berkapasitas 500 penonton, bangunan pameran berukuran 39x18 meter, tempat latihan (25x17 meter), sanggar seniman, gedung pertemuan (berkapasitas 800 penonton), dan teater arena (berkapasitas 400 penonton).
Baca juga: Video Pejabat DKI Marahi Seniman Senior Viral di Media Sosial, Ini Penjelasannya
TIM saat itu juga memiliki sebuah taman yang menjadi tempat rekreasi umum. Taman Raden Saleh (TRS), namanya. Taman ini sering digunakan pengunjung untuk menikmati kesejukan "paru-paru kota" dan menonton sejumlah atraksi hewan.
Bahkan, di tempat ini juga biasa digunakan sebagai arena balap anjing dan juga lapangan bermain sepatu roda berlantai semen. Fasilitas lainnya adalah dua gedung bioskop, yakni Garden Hall dan Podium, yang melengkapi hiburan malam penggemar layar lebar.
Setelah bertahun-tahun berdiri, sekitar tahun 2017, Djarot Saiful Hidayat yang kala itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta memutuskan TIM perlu direvitalisasi.
“Selalu saya sampaikan di pengujung masa jabatan kami, saya tekankan bahwa sebaiknya yang kami wariskan bukan hanya bangunan fisik. Bangunan fisik pasti kami wariskan tapi yang lebih dalam dari itu yang kami wariskan ada sistem nilai," kata Djarot.
Kala itu, Djarot fokus merevitalisasi gedung teater Graha Bakti Budaya yang sering bocor dengan memperbaiki plafon dan kamar kecilnya.
Selain itu, Masjid Amir Hamzah akan dibangun kembali. Ada juga pembuatan situs web TIM yang lebih interaktif, revitalisasi kios kuliner di TIM, dan penyusunan buku standar operasional pemeliharaan dan perawatan gedung teater.
Setelah dua tahun selesai revitalisasi, pada tahun 2019 ini, Gubenur DKI Jakarta Anies Baswedan berencana kembali merevitalisasi TIM. Anies menganggarkan sekitar Rp 1,8 triliun untuk proyek ini.
"Jadi kalau anggarannya dari PMD (penyertaan modal daerah) total Rp 1,8 triliun ya, dan untuk tahun 2019 ini sudah disetujuin memang berdasarkan APBD 2019 tuh Rp 200 miliar. Jadi ini untuk tahap pertama," ucap Anies.
Di tangan Anies, pengelolaan TIM dialihkan ke Jakpro. BUMD itu pula yang ditugaskan mencari kontraktor untuk membangun area TIM.
Anies menargetkan revitalisasi TIM selesai dan bisa dinikmati warga pada Juni 2021.
Direktur Utama PT Jakpro Dwi Wahyu Daryoto menjelaskan revitalisasi TIM akan dilakukan dalam dua tahap. Pada tahap pertama, Jakpro akan merevitalisasi bagian depan hingga tengah.
Sejumlah fasilitas baru mereka bangun seperti Plaza Graha Bhakti Budaya, masjid Amir Hamzah, hotel, pusat kuliner, galeri seni, gedung perpustakaan dan pos pemadam kebakaran.
Pihaknya juga akan membangun lahan terbuka tempat masyarakat berkumpul di bagian depan TIM.