Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Penemu Bayi di Bekasi, Sempat Lihat Pasangan Mondar-mandir di Depan Panti Asuhan

Kompas.com - 28/11/2019, 15:23 WIB
Vitorio Mantalean,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

Belum tuntas pekerjaan itu ia lakukan, Lidia mendengar suara sayup-sayup, seperti lengkingan. Beberapa detik ia baru mengenali bahwa suara itu suara tangis bayi. Lidia tersentak.

"Mak, mak, ada bayi!" seru Lidia pagi itu.

Ia langsung lari menghampiri sumber suara. Di balik punggungnya, ibu Lidia menguntit dengan lari tak kalah terbirit.

Hanya berjarak 50 meter dari warungnya, Lidia yakin tangis bayi itu mengudara dari dalam kardus yang tertutup rapat di pinggir gang yang memisahkan warungnya dengan Sekolah Mahanaim.

Kardus itu teronggok persis di tepi luar dinding sekolah, berhadap-hadapan dengan Panti Asuhan Rumah Shalom di seberangnya.

Tanpa pikir panjang, Lidia refleks menggeledah kardus itu dan mendapati sesosok bayi mungil dengan pakaian lengkap tengah menangis.

Di dalam kardus yang dikira paket barang tersebut, tersimpan pula beberapa keperluan si bayi. Ada pakaian lengkap, gurita, popok, selimut, hingga bedak bayi.

Selain itu, terselip pula secarik surat wasiat dari seseorang yang mengaku sebagai ibunda bayi tersebut.

Dari surat itu, Lidia tahu bahwa bayi itu berusia tiga minggu dan mungkin hendak dititipkan oleh bundanya ke Panti Asuhan Rumah Shalom karena terjepit keadaan, entah apa, tetapi melalui cara yang absurd.

Isi surat

Secarik surat itu ditulis bolak-balik menggunakan tinta pulpen warna hitam. Surat itu anonim. Si penulis hanya mengaku bayi itu sebagai buah hatinya. Begini tulisnya:

Untuk anakku sayang.

7 November 2019

Kamu terlahir di dunia, bayi kecil yang sangat cantik. Kami menyayangimu, Nak.

Maafkan kami, kalau kami harus menitipkan kamu di panti asuhan. Bukan karena kami tidak sayang atau kami membencimu.

Namun, karena keadaan yang tidak memungkinkan dan situasi yang rumit yang memaksa kami harus melakukan ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com