Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Penangkapan 11 Penagih Utang di Jelambar

Kompas.com - 29/11/2019, 10:13 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para penagih utang yang meresahkan warga ditangkap di Jalan Jelambar Utama Raya, Jakarta Barat, Rabu (27/11/2019) lalu. 

Aparat Polres Metro Jakarta Barat menangkap 11 orang penagih utang itu karena mereka membawa senjata tajam dan senjata api saat menagih utang ke seorang berinisial AA.

Melibatkan warga negara China

Berdasarkan keterangan polisi, AA disebut berutang kepada AE yang merupakan warga negara asing (WNA) China senilai Rp 13 miliar. Pada saat bersamaan, AE berutang kepada AN sebesar Rp 1,4 miliar.

Baca juga: 11 Penagih Utang di Jelambar Kepung Rumah Korban dengan Membawa Berbagai Jenis Senjata

Saat AN menagih piutangnya ke AE, warga China itu menyuruh AN mengambil uangnya pada AA.

AN kemudian mengajak 11 orang penagih utang untuk mendatangi di rumah AA di kawasan Jelambar, Jakarta Barat.

Sebelas orang itu mempersiapkan aksi mereka di sebuah lahan kosong di Cikande, Serang, Banten pada Rabu dini hari sekitar pukul 04.00 WIB.

Dari sana mereka berangkat pagi-pagi buta dengan dua unit mobil, yakni sedan dan minibus ke Jelambar.

Begitu tiba di rumah AA, para penagih utang yang kini jadi tersangka itu, langsung langsung menyatakan maksud mereka.

Namun AA menyatakan tidak berutang ke AE sejumlah Rp 13 miliar.

"Mereka hendak menagih utang. Tapi setelah kami periksa korban, dia merasa tidak punya utang dengan para pelaku," kata Kanit Resmob Polres Metro Jakarta Barat AKP Hasoloan di Polres Jakarta Barat, Kamis.

AA lalu meminta pihak kelurahan sebagai penengah. Mediasi dilakukan di kantor kelurahan tetapi tidak mencapai titik temu. Para penagih itu minta utang dibayar saat itu juga.

AA kembali ke rumahnya. Namun 11 tersangka itu masih tetap berada di sekitar rumah AA untuk mengawasi gerak-geriknya.

Dari keterangan polisi, AA rupanya melaporkan kasus tersebut ke Polres Jakbar.

"Korban ditunggui di rumah dari pukul 06.00 sampai 12.00 WIB. Karena resah dan takut, korban melapor ke kami," kata Kanit Kriminal Umum Polres Jakbar Iptu Dimitri Mahendra.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Pemerataan Air Bersih di Jakarta, Mungkinkah?

Megapolitan
Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Begini Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Bertambah 3, Kini Ada 4 Tersangka Kasus Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas

Megapolitan
Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Tak Ingin Gegabah dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Polisi Bantah Senior Penganiaya Taruna STIP hingga Tewas adalah Anak Pejabat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 9 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com