Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marak Temuan Ular di Bekasi, Ini Saran Damkar agar Rumah Tak Disatroni Ular Kobra

Kompas.com - 16/12/2019, 16:23 WIB
Vitorio Mantalean,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Sejak awal hingga pertengahan Desember 2019, Dinas Pemadam Kebakaran mengklaim setidaknya telah mengevakuasi 45 ekor ular kobra.

Jumlah ini belum termasuk evakuasi ular jenis lainmnya.

Rata-rata ular kobra dilaporkan ditemui oleh warga di rumah mereka.

Usianya bermacam-macam, kebanyakan berupa anak kobra.

Hal ini wajar, mengingat akhir tahun merupakan musim kawin, bertelur, dan menetas hewan-hewan reptil, tak terkecuali ular kobra.

Eksekutor Rescue Pemadam Kebakaran Kota Bekasi, Eko Uban membeberkan beberapa cara agar rumah tak disatroni ular kobra yang jumlahnya kian marak jelang penutupan 2019.

"Pertama, ini kan posisinya musim penetasan ular, sama musim kawin reptil, pencegahannya yang utama itu jaga kebersihan rumah. Tumpukan-tumpukan kardus atau barang-barang yang tidak terpakai harap dibuang," jelas Eko ketika dihubungi pada Senin (16/12/2019).

Eko memberi contoh, penemuan ular kobra induk di Kampung Poncol Jaya, Jakasampurna, Bekasi beberapa hari lalu.

Ular kobra sepanjang 2 meter itu terbilang gemuk, dengan diameter lingkar tubuh mencapai 10 sentimeter.

Ular kobra itu mendadak muncul di perumahan warga yang dikelilingi oleh barang-barang rongsok.

Selama sepekan terakhir, warga mengaku sudah 6 kali menemukan anak ular kobra di sana.

Ketika ditelusuri, Eko menduga kuat bahwa sarang ular kobra itu ada di antara barang-barang rongsok itu.

Dalam membersihkan rumah, Eko memberi saran agar cairan pembersih yang dipakai beraroma serai (sereh). Ular, kata dia, tak suka wangi serai.

"Atau kalau kita punya lahan kosong, kita tanam saja pohon serai. Ular takut," ujar Eko.

Selain menjaga kebersihan rumah, ia menyarankan agar warga tak termakan mitos bahwa ular takut terhadap garam.

Pasalnya, ular bukan kategori spesies hewan berlendir yang bermusuhan dengan garam.

"Di pintu masuk rumah itu siapkan keset ijuk saja, karena kalau garam itu cuma mitos, tidak berpengaruh," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com