Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Anggota Damkar, Kejar Monyet hingga Cegah Anak yang Mau Bunuh Diri

Kompas.com - 20/12/2019, 19:58 WIB
Audia Natasha Putri,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjadi petugas pemadam kebakaran (Damkar) bukanlah hal yang mudah.

Pekerjaan ini membutuhkan fokus tinggi, fisik yang kuat, pandai bersosialisasi, serta sigap dan cepat tanggap dalam kondisi apapun.

Petugas damkar merupakan pekerjaan yang beresiko tinggi.

Namun, seiring perkembangan, tugas damkar tak hanya memadamkan api. Cakupan tugas damkar semakin meluas, yakni penyelamatan dan penanggulan bencana.

Karena cakupan yang cukup luas, petugas damkar sering mendapat panggilan dari masyarakat berupa evakuasi hewan liar, evakuasi bencana alam, serta menyelamatkan nyawa seseorang dari suatu tragedi/kecelakaan.

Baca juga: Lagi, Petugas Damkar Jakbar Temukan Seekor Anakan Kobra di Kembangan

Hal ini mengharuskan petugas damkar harus serba bisa.

Seorang petugas damkar setidaknya harus menguasai banyak keahlian, mulai dari memanjat atau turun menggunaan tali, berenang, dan menjinakkan hewan.

“Semuanya kita harus bisa, tak hanya padamin api aja, tetapi juga nolongin orang tenggelam, evakuasi korban kecelakaan, dan evakuasi hewan liar, seperti tawon vespa yang bahaya,” kata Eko Adi Haryanto (36), salah satu anggota damkar.

Eko bercerita, dirinya pernah mendapat laporan dari warga untuk mengevakuasi kucing peliharaannya yang terjebak di atas loteng rumah.

“Selain evakuasi ular, buaya, dan tawon, saya juga pernah diminta warga evakuasi kucing kesayangannya yang terjebak di loteng rumah,” ungkap pria yang sudah 15 tahun menjadi petugas damkar ini.

Baca juga: Sejak Awal Bulan, Petugas Damkar Depok Lebih Sering Tangkap Ular daripada Tangani Kebakaran

Eko sudah 15 tahun melakoni profesinya. Sejak awal, ia sudah siap menerima resiko apapun.

Ia tidak takut meskipun ketika sedang bekerja, Eko sering mengevakuasi mayat korban kebakaran yang gosong dan organ yang terbuai dari mayat korban kecelakaan.

Lain halnya dengan Saepul Rohman (29).

Pria ini pernah menolong warga yang hendak bunuh diri dengan cara hendak melompat dari menara SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) di Jati Baru, Tanah Abang pada 2011 silam.

“Anak kecil sih yang mau bunuh diri, alasannya karena keinginannya enggak diturutin sama orang tuanya. Lalu kami bujuk dia agar mau turun,” kenang Saepul.

Baca juga: Jari Membengkak gara-gara Cincin, Warga Depok Minta Bantuan Damkar

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com