Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KALEIDOSKOP 2019: Gonjang-Ganjing Maskapai Pelat Merah Garuda Indonesia di Tahun 2019

Kompas.com - 29/12/2019, 17:39 WIB
Singgih Wiryono,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

Hampir untuk semua rute penerbangan dan maskapai, harga tiket pesawat melonjak tinggi.

Lagi-lagi Garuda Indonesia disebut-sebut sebagai dalang di balik harga tiket pesawat yang kian melambung.

Kepala Panitera Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Akhmad Muhari mengatakan, dugaan pelanggaran pasal 5 dan 11 UU Tahun 1999 KPPU terkait dengan jasa angkutan niaga berjadwal penumpang kelas ekonomi dalam negeri atau kartel tiket pesawat.

Baca juga: Dugaan Kartel Tiket Pesawat Masuk Penyelidikan KPPU

Akhmad menyebut sejumlah maskapai yang terlibat dugaan kartel tiket pesawat. dan yang paling depan adalah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, disusul anak perusahaan Garuda Indonesia PT Citilink Indonesia dan maskapai yang diakuisisi Garuda Indonesia, PT Sriwijaya Air, PT Nam Air.

Tidak hanya itu, Akhmad juga menyebut PT Batik Air Indonesia, PT Lion Mentari, dan PT Wings Abadi sebagai pemain dalam kartel tiket pesawat.

3. Penyelundupan Harley Davidson dan Brompton

Setelah dua kasus besar masalah maskapai pelat merah, puncaknya justru pada datangnya armada baru dari Garuda Indonesia pada 17 November 2019 lalu.

Pesawat tipe Airbus A330-900Neo tersebut menjadi petaka bagi Ari Ashkara dan empat direktur lainnya di manajemen Garuda Indonesia.[

Bea dan cukai menemukan sepeda motor Harley dan sepeda Brompton yang diselundupkan di bagasi pesawat itu dari Perancis ke Jakarta.

Erick Thohir yang saat itu menjabat sebagai Menteri BUMN mendengar adanya hal itu langsung memecat Ari Ashkara dan empat Direktur Garuda Indonesia lainnya.

Kementerian Perhubungan juga melayangkan surat berupa sanksi administratif karena Garuda melanggar PM 78 Tahun 2017 terkait dengan kesesuaian flight approval.

Baca juga: Ari Askhara Diduga Selundupkan Harley, Serikat Pekerja: Sudahi Perdebatan Tak Perlu...

Berdasar aturan itu, Kemenhub mengharuskan Garuda membayar sanksi di kisaran Rp 25 juta hingga Rp 100 juta.

Untuk menjaga operasional Garuda, dewan komisaris telah menunjuk Fuad Rizal sebagai pelaksana tugas direktur utama.

Selain itu, Fuad juga diberi tugas untuk mengemban tanggung jawab sebagai Plt Direktur Operasi, Plt Direktur Teknik dan Layanan serta Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko Garuda Indonesia.

4. Dua pesawat nyaris adu moncong

Tak hanya persoalan manajemen, Garuda Indonesia juga disorot lantaran masalah teknis.

Pesawat Garuda Indonesia nyaris adu moncong di area Taxiway Bandara Soekarno-Hatta.

Insiden yang sempat viral dunia maya itu kemudian diselidiki oleh Otoritas Bandara Soekarno-Hatta.

Hasilnya, ditemukan faktor human error dari pilot.

Peristiwa yang terjadi pada 12 Desember tersebut ditutup dengan hasil penyelidikan Otoritas Bandara Soekarno-Hatta yang diserahkan ke Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Polana Banguningsih mengatakan insiden pesawat Garuda Indonesia berhadap-hadapan (head on) di area taxiway Bandara Soekarno-Hatta murni kesalahan komunikasi.

"Sudah dievaluasi, ada kesalahan komunikasi," kata Polana saat ditemui Kompas.com di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Minggu (22/12/2019).

Baca juga: Insiden Dua Moncong Pesawat Garuda Indonesia Berhadapan Dinilai karena Kelalaian Pilot

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com