Sehingga ketika petugas masih berusaha membersihkan sampah sisa perayaan tahun baru, pengunjung yang baru sudah datang lagi.
Hal lain yang membuat Siska dan Aming senang Monas tak lagi jadi pusat perayaan malam tahun baru.
Menurut Siska, sampah-sampah yang sulit untuk dibersihkan adalah tisu, puntung rokok, dan kertas-kertas dari letupan petasan.
Perayaan tahun baru di penghujung tahun biasanya bertepatan dengan musim hujan dan ketiga benda tadi mudah robek apabila kena air.
"Waktu perayaan tahun baru 2018 kemarin hujan, kan. Susah banget bersihin tisu, bekas petasan, sama puntung rokok karena dipungut ancur, disapu apalagi lebih ancur," tambah Siska.
Baca juga: Begini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta saat Malam Tahun Baru 2020
Siska menjelaskan kalau proses pembersihan sampah sisa perayaan tahun baru selalu dibantu oleh pihak PPSU alias pasukan oranye dan Damkar (Pemadam Kebakaran).
"Bantuan mesin-mesin gitu dari PPSU. Soalnya tahun-tahun lalu Monas belum punya mesin penyedot sampah. Sekarang udah punya, baru mau dipakai besok (perayaan tahun baru 2020)." ujar Siska.
"Biasanya kita manggil blangwir (Petugas Damkar) buat bantu nyemprot conblock," tambah Siska.
Penyemprotan conblock oleh Damkar ini adalah untuk membantu membersihkan conblock yang dipenuhi tanah kalau perayaan tahun baru bersamaan dengan turunnya hujan.
Aming menambahkan, biasanya sampah sisa perayaan tahun baru bisa masuk ke dalam 10 truk besar.
Truk-truk itu akan bolak-balik menjemput sampah ke Monas hingga semua sampah di Monas bersih terangkat dari tanah.
Menurut Siska, jumlah petugas kebersihan yang dikerahkan bisa sampai 500 orang.
Belum lagi ditambah dengan bantuan dari PPSU dan Damkar.
Untuk petugas kebersihan Monas sendiri ada yang bekerja selama 24 jam sejak pukul 00.00 tanggal 1 Januari dan ada yang baru mulai sejakl pukul 05.00 pada 1 Januari.
"Yang dikerahin 24 jam itu laki-laki, kalau perpemuan baru disuruhnya mulai dari pukul 05.00 pas tanggal 1 Januari," ujar Siska.