Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2.000 Nasi Kotak Disalurkan ke Korban Banjir Kedoya Selatan, Koordinator Dapur Umum: Itu Masih Kurang

Kompas.com - 03/01/2020, 18:30 WIB
Tia Astuti,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Suasana di dapur umum RW 05, Kedoya Selatan pada Jumat (3/1/2020) tampak sibuk oleh warga yang memasak makanan untuk para korban banjir.

Sumarji Ketua RW 05 Kedoya Selatan mengungkapkan sebenarnya sembako sampai hari ini masih bisa memenuhi kebutuhan warga.

Meski demikian, mereka masih tetap membutuhkan sembako yang lebih banyak.

"Sejauh ini sembako cukup. Tapi kita masih tetap butuh sembako karena kita masih harus distribusikan nasi boks ke warga yang rumahnya baru surut dan masih tergenang," ujar Sumarji.

Sumarji menjelaskan bahwa pekerjaan ia dan warga RW 05 Kedoya Selatan yang bekerja di dapur umum pada Jumat (3/1/2020) justru lebih banyak.

Baca juga: Titik Banjir Jabodetabek dan Lebak Capai 182 Titik, Terbanyak di Bekasi

Agung, Koordinator Logistik Dapur Umum RW 05 Kedoya Selatan menambahkan hari ini mereka telah membuat 2.000 boks nasi.

"Ini jauh lebih banyak dari hari kemarin yang hanya 1.200-an boks. Ini pun 2.000 boks nasi masih kurang," kata dia.

Kebutuhan nasi boks bertambah karena warga butuh lebih banyak asupan tenaga untuk membersihkan rumah mereka.

"Untuk hari ini saja ternyata 2.000 nasi boks kurang. Ada kemungkinan akan bertambah 200 nasi boks untuk malam," ujar Agung.

Baca juga: Imbas Luapan Sungai Cisadane, Sebagian Jembatan Cihuni di Gading Serpong Ambles

Namun untuk menunya, Agung mengatakan saat ini sudah lebih variatif.

"Karena Rabu (1/1/2020) sampe Kamis (2/1/2020) kebanyakan sumbangan yang datang masih dari Dinsos aja. Mereka ngasihnya mie instan sama telur, jadi 2 hari kemarin kurang variatif menunya," ujar Agung.

Selain Dinsos, nasi box dari PMI juga membantu memberi asupan yang variatif untuk warga.

Namun menurut Agung dan Sumarji menu makanan hari ini lebih sehat karena dapur umum mereka memasak menu sayur-sayuran.

Selain itu, dapur umum mereka juga semakin menerima banyak sumbangan dari orang pribadi dan komunitas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Megapolitan
Dibutuhkan 801 Orang, Ini Syarat Jadi Anggota PPS Pilkada Jakarta 2024

Dibutuhkan 801 Orang, Ini Syarat Jadi Anggota PPS Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Megapolitan
Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Megapolitan
Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com