Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Petugas Pintu Air Karet, Harus Bersihkan Batang Pohon Pakai Golok dan Evakuasi Kasur

Kompas.com - 11/01/2020, 22:19 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Komandan Regu Pintu Air Karet, Mahfud, menceritakan kendala yang dihadapi ketika membersihkan Pintu Air Karet, Tanah Abang, Jakarta Pusat pasca banjir 1 Januari 2020 lalu.

Mahfud mengungkapkan, kendala yang paling terasa adalah ketika petugas harus bekerja secara manual membersihkan batang-batang pohon yang ikut hanyut ke kali.

Hanya berbekal golok, petugas mesti memotong batang pohon terutama bambu sebelum akhirnya diangkat dari kali untuk dibuang.

"Kita pakai golok manual lah. Masalahnya banyak pohon kayu-kayu besar, bambu nyangkut. Bambu panjang patah semua sampah pada nyangkut," ujar Mahfud saat ditemui Kompas.com di lokasi, Sabtu (11/1/2020).

Baca juga: Pasca Banjir, Sampah Kasur hingga Batang Pohon Masih Menumpuk di Pintu Air Karet

Mahfud juga menyayangkan banyaknya masyarakat yang membuang peralatan rumah tangga seperti kasur hingga bangku ke dalam sungai.

Hal itu membuat pintu air makin tertutup karena ukuran sampah yang besar.

Apalagi, alat berat seperti eskavator tak bisa dioperasikan karena arus yang cukup besar dan pintu air yang tak terbuka lebar.

"Paling banyak itu kasur ya. Jadi harus kita evakuasi lebih dulu karena ukurannya kan besar-besar," ucapnya.

Baca juga: Harus Kerja Ekstra Angkut Sampah Sisa Banjir, Rukmayadi Bersyukur Rumahnya Tak Tergenang

Ia tak mempermasalahkan tenaga ekstra yang harus dikeluarkan selama pembersihan tersebut.

Pasca banjir, petugas yang bekerja memang ditambah dari delapan menjadi sekitar 20 petugas.

"Kalau masalah tenaga sih enggak masalah namanya sudah biasa ya kan. Cuma memang kita harus kerja ekstra dibanding biasanya," ungkap Mahfud.

Sebelumnya, kondisi Pintu Air Karet, Tanah Abang, Jakarta Pusat masih dipenuhi sampah setelah banjir beberapa waktu lalu.

Pantauan Kompas.com di lokasi, pintu air tersebut penuh dengan berbagai macam sampah seperti batang pohon, kayu, kasur, plastik, hingga bangku.

Sampah-sampah ini tertahan di pintu air yang tak terbuka lebar. Warna sungai pun berwarna coklat pekat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com