Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

E-Drives Belum Beroperasi Gara-gara Banjir, Pembuatan SIM di Daan Mogot Masih Manual

Kompas.com - 14/01/2020, 20:50 WIB
Bonfilio Mahendra Wahanaputra Ladjar,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Satuan Penyelenggara Administrasi (Satpas) SIM di Daan Mogot, Jakarta Barat, sudah beroperasi pascabanjir melanda kawasan tersebut pada awal 2020 lalu.

Kasie SIM Subdit Regident Ditlantas Polda Metro Jaya Kompol Lalu Hedwin mengatakan, kantor Satpas mulai beroperasi pada Senin (6/1/2020) lalu.

Namun, Lalu mengatakan, lantaran Satpas SIM sempat kebanjiran, sistem E-drives belum bisa dioperasikan. Proses pembuatan SIM masih berjalan secara manual.

"Untungnya saat itu petugas piket langsung selamatkan sensor E-Drives, mereka langsung cabut itu semua sensor saat air mulai naik. Jadi dari tanggal 6 Januari sampai sekarang, mau gimana lagi, masih manual proses pembuatan SIM-nya," kata Lalu saat dihubungi, Selasa (14/1/2020).

Baca juga: Uji Praktik SIM dengan Sistem E-Drives, Semua Gerak-gerik Kendaraan Terekam di Control Box

Kawasan Satpas SIM sempat tergenang banjir dengan ketinggian air sekitar semeter.

Jalan dari Daan Mogot Raya ke arah Satpas SIM menurun hingga membuat air cepat mengalir.

"Itu kan dari jalan Daan Mogot ke arah Satpas turunan, jadi air pada masuk. Banjir Rabu pagi, mulai naik air Rabu pagi. Untung ada yang piket dari malam Tahun Baru," kata Lalu.

Lalu mengatakan, pihaknya sudah memanggil teknisi untuk memeriksa keadaan patok uji praktik SIM.

"Besok teknisi akan datang. Pesan dari teknisi tidak boleh dinyalakan dulu setelah selesai dicek baru dinyalakan," ucap Lalu.

Baca juga: Uji Praktik SIM dengan Sistem E-Drives, Semua Gerak-gerik Kendaraan Terekam di Control Box

Sistem E-drives diresmikan pada 5 Desember 2019. E-Drives diharapkan dapat mengurangi perilaku anggota kepolisian yang membantu meloloskan pemohon SIM.

Saat ini, pembuatan SIM di Polda Metro Jaya telah berbasis komputer, termasuk ujian tertulis.

Control box dalam ujian praktik SIM lewat sistem E-Drives merupakan elemen yang sangat penting.

Control box merekam semua gerakan atau sinyal yang dikirimkan dari patok-patok yang ada di lapangan praktik uji SIM.

Bila peserta dalam ujian praktik menyentuh atau menabrak, patok yang bergetar dan mengirimkan notifikasi ke control box.

Kemudian control box akan mengirimkan langsung data ke control room.

Selain itu, control box juga berguna untuk melihat kecepatan rata-rata para pengaju SIM saat berkendara.

Seperti diketahui, ada empat jenis sensor yang dipasang di kendaraan dan di lokasi pengujian SIM pada sistem e-Drives.

Keempat sensor tersebut adalah Radio Frequency Identifiqation (RFID) yang dipasang pada kendaraan, passive infrared di garis awal dan akhir, vibration sensor pada patok jalur uji SIM, dan sensor ultrasonik pada mobil untuk uji SIM A.

Saat uji praktek pembuatan SIM, sensor tersebut bekerja untuk merekam data masing-masing pengendara dan langsung dikirimkan ke server yang ada di ruang monitoring.

Nantinya, data yang dikirimkan dari sensor-sensor itu diolah menjadi data statistik untuk dijadikan laporan penilaian dalam uji SIM.

Uji SIM dengan sistem e-Drives ini dapat digunakan bagi warga yang hendak mendapatkan SIM A atau SIM C.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com