Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsep Penataan Kawasan Sabang, Parkir Paralel hingga Revitalisasi Trotoar

Kompas.com - 15/01/2020, 22:22 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana menata atau merevitalisasi Kawasan Sabang, Jakarta Pusat.

Dalam draf konsep yang diperoleh Kompas.com, ada beberapa hal yang akan direvitalisasi oleh Pemprov DKI Jakarta.

Untuk bagian peningkatan infrakstruktur, Pemprov DKI Jakarta merencanakan memperlebar dan mempercantik trotoar.

Slot parkir akan dibuat secara paralel atau berjajar. Gorong-gorong akan dilakukan normalisasi.

Kemudian, Kawasan Sabang juga akan dihijaukan dengan pohon dan bunga. Pemprov juga berencana melalulan penguatan organisasi dan SDM asosiasi PKL.

Baca juga: Kawasan Sabang akan Dikembalikan Jadi Tempat Nongkrong Era 70-an

Untuk penataan PKL, Pemprov DKI Jakarta memiliki konsep untuk siang dan malam. Pada siang hari, Jalan Sabang akan dibebaskan dari PKL.

Para PKL akan dipindah ke JP 9 Kampung Lima dan JP 06 di Jalan Kebon Sirih.

Sedangkan pada malam hari, Jalan Sabang ditata di sisi kanan dan hanya memiliki satu lajur badan jalan. Sisi kanan akan dijadikan area parkir.

Selanjutnya rekayasa lalu lintas pada siang hari dibuat sistem satu arah dengan parkir paralel.

Lalu untuk malam hari akan diberlakukan sistem satu arah dan satu lajur untuk kuliner kaki lima.

Baca juga: Temui DPRD DKI, Pengusaha Mengadu Resah dengan Rencana Penataan Jalan Sabang

Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi mengatakan, meski ada revitalisasi trotoar, namun trotoar tidak bisa dilebarkan hingga 6 meter.

"Nah kita tidak mungkin bikin trotoar lagi seperti di Kramat atau di Senen yang dilebarin 5 meter 6 meter, itu kalau sudah terjadi enggak mungkin mobil parkir," kata Irwandi di lantai 9, Gedung DPRD DKI, Rabu (15/1/2020).

Konsep di atas belum tentu dipakai seluruhnya untuk penataan kawasan kuliner jadul tersebut.

"Konsep dari konsultan gitu, ini kan ditender di konsultan. Nah ini kan user kita belum tentu langsung pakai 100 persen," tuturnya.

Baca juga: Diprotes Pengusaha, Pemkot Jakpus Sebut Penataan Kawasan Sabang Masih Konsep

Pemprov DKI Jakarta akan mengembalikan kawasan Sabang jadi tempat nongkrong tahun 1970-an.

Penataan akan dilakukan setelah trotoar Sabang direvitalisasi.

"Dulu kan Jalan Sabang itu terkenal memang tempat nongkrong tahun-tahun 70-80-an, ya kami hidupkan lagi, tapi sesuai dengan gaya yang lebih kekinian, milenial," ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta Cucu Ahmad Kurnia saat dihubungi, Rabu (15/1/2020).

Cucu berujar, Sabang nantinya tidak hanya menjadi pusat kuliner. Kawasan itu juga akan menjadi objek wisata tempat berkumpulnya warga.

Namun, rencana ini mendapat protes dari Paguyuban Pengusaha Jalan Sabang (PPS) yang merasa dirugikan jika nantinya ada penataan kawasan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com