JAKARTA, KOMPAS.com - Nicky Claraentia Pratiwi mengambil jas hitam yang dia kenakan saat Kompas.com hendak mewawancarai di kantornya ThisAble di kawasan Kwitang Kecamatan Senen Jakarta Pusat, Selasa (28/1/2020).
Katanya, dia takut terlihat gendut di depan kamera.
Beratnya bertambah sedikit setelah melakukan perjalanan hampir seminggu bersama ibunda tercinta untuk menikmati negeri sakura, Jepang.
Baca juga: Di Hari Bebasnya Ahmad Dhani, Jurnalis Disabilitas Jadi Korban Tindak Kekerasan
Selain traveling, hobi yang mendampingi jalan-jalan tentu adalah kulineran.
Itu sebab utama berat badannya kian bertambah setelah traveling.
Tapi jangan salah, cerita Nicky saat traveling ke berbagai negara menjadi spesial karena dia menjalani dengan satu kaki saja.
Dia adalah seorang penyandang disabilitas. Kaki kirinya harus diamputasi sejak dia bayi.
"Aku sebagai penyandang disabilitas tuna daksa itu dari umur 1 tahun," kata dia kepada Kompas.com di Head Office ThisAble, Kwitang Jakarta Pusat.
Si Kaki Boneka, begitu yang olok-olokan yang disematkan teman-teman sekolahnya dulu.
Kakinya seringkali terlepas, ketika berjalan atau dibawa bepergian.
Itu yang menjadi alasan kekhawatiran kedua orang tua Nicky saat mengajaknya keluar rumah.
Baca juga: Sampai Jumat, Penyandang Disabilitas Bisa Periksa Gigi di Stasiun MRT
Tak disangka, ketakutan orangtuanya justru membuat Nicky penasaran ingin menjelajah dunia.
"Tahun 2014 aku beranikan traveling ke Karimun Jawa langsung bergabung dengan teman-teman backpacker," kata dia.
Pantangan kaki bonekanya agar tak terkena air dia langgar juga.
Nicky merasa tak perlu menghiraukan larangan kaki palsunya berkarat atau tidak, yang penting dia bisa menjajal kakinya di dunia yang lain.
Melihat dunia dari sisi yang lain menjadi motivasi Nicky traveling di balik batas kekurangannya.
Dia merasa beruntung. Bukan hanya karena kenekatannya, tetapi karena support system dari lingkungan yang mendukung dia untuk menyalurkan hobinya.
Dari traveling, kata Nicky, manusia bisa memberikan makna yang lebih berarti untuk kehidupan.
Bahkan untuk orang-orang yang dilahirkan dengan kekurangan seperti dia.
"Akhirnya di sana (perjalanan traveling) aku juga sih seru juga aku bisa traveling buat kita memahami sebuah dunia di luar keseharian kita," kata Nicky.
Jumat (24/1/2020) lalu, Nicky baru saja pulang dari Jepang bersama ibunya yang sering dia panggil dengan panggilan Mama.
Baca juga: Kisah Sabar Subadri, Pelukis Tanpa Tangan yang Enggan Disebut Disabilitas
Nicky sudah melunasi janjinya ke Mama, mengajak orangtuanya itu melakukan perjalanan ke tiga negara berbeda.
"Cita-citaku ingin ajak mama ingin melihat dunia lain lewat traveling. Kami ke tiga negara, ke Hongkong Macau, Korea dan terakhir di Jepang gitu," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.