Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DKI Jakarta Saat Hadapi Wabah Menular, dari SARS, Flu Burung, hingga Virus Corona...

Kompas.com - 29/01/2020, 18:35 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Virus corona atau novel coronavirus (2019-nCoV) menjadi momok yang menakutkan bagi warga dunia saat ini. Virus ini pertama kali dideteksi di Kota Wuhan, China.

Sama halnya seperti kota dan negara lain, Indonesia dan Jakarta pada khususnya mengantisipasi penyebaran virus tersebut.

Sekali lagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus berupaya melindungi warga dari penyebaran virus.

Nyatanya bukan saat ini saja Indonesia juga Jakarta menghadapi bahaya virus yang bisa menyebabkan kematian.

Baca juga: Kisah Mahasiswa Indonesia di Wuhan, Pulang ke Ciputat Sebelum Akses Ditutup karena Corona

Jauh sebelum virus corona, Jakarta juga bersiaga menghadapi wabah lainnya seperti flu burung, Sindrom Pernapasan Akut Berat (Severe Acute Respiratory Syndrome atau SARS) dan sindrom pernapasan Timur Tengah (Middle Eastern Respiratory Syndrome atau MERS).

Bagaimana upaya Jakarta menghadapi penyaklt-penyakit tersebut?

Menghadapi SARS di Jakarta

Pada tahun 2002, SARS menyebar dengan hampir tidak terkendali ke 37 negara. Kondisi ini menyebabkan ketakutan dunia. SARS ditularkan melalui kucing luwak.

Saat itu, penyakit ini menginfeksi lebih dari 8.096 orang dan membunuh lebih dari 774 orang.

Di Indonesia, Presiden Megawati Soekarnoputri memerintahkan agar semua pihak mengambil langkah-langkah maksimal untuk mencegah dan mengatasi penyebaran SARS di Indonesia.

Seluruh penumpang pesawat terbang yang datang dari wilayah-wilayah yang terserang SARS, seperti China, Singapura, dan Hongkong diperiksa dan warga negara Indonesia (WNI) diminta membatasi perjalanannya ke luar negeri.

Baca juga: Cegah Virus Corona, Warga Australia yang Dievakuasi dari Wuhan Bakal Dikarantina di Pulau Natal

"Setiap orang yang masuk ke Indonesia akan diperiksa. Apabila ada yang mencurigakan dan tampak ada gejala yang terkait dengan SARS, atau yang bersangkutan datang dari daerah yang selama ini terkena SARS, ia akan dikarantina di rumah sakit yang ditunjuk. Ada tujuh rumah sakit di Jakarta, Surabaya, Medan, dan Semarang yang ditunjuk untuk menangani masalah itu. Seluruh petugas di bandar udara (bandara) sudah diinstruksikan untuk menangani hal ini," tutur Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menkokesra) Jusuf Kalla, di Istana Negara, Kamis (3/4/2003) seperti yang dikutip dari arsip Harian Kompas.

Pemerintah pun meminta semua industri masker untuk meningkatkan produksinya, karena permintaan masker yang meningkat.

Mengantisipasi kasus SARS di Jakarta, perawatan saat itu dipusatkan di RS Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso dan Persahabatan.

RSPI Sulianti Saroso sendiri menyediakan satu blok khusus berisi enam kamar perawatan yang memiliki kamar mandi, ventilasi serta ruang ICU tersendiri.

Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta juga memperketat pengawasan terhadap pendatang di bandar udara ataupun pelabuhan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com