Pengawasan dilakukan dengan mengisi kartu kewaspadaan kesehatan (health alert card).
Pengawasan terutama terhadap penumpang yang mempunyai riwayat bepergian ke enam negara, yakni China, Hongkong, Taiwan, Vietnam, Kanada, dan Singapura.
Dalam pertemuan dengan para direktur rumah sakit, pengelola klinik, balai pengobatan, dokter praktik, dan tenaga perawat puskesmas se-DKI tentang penanggulangan SARS, Kepala Dinkes DKI Abdul Chalik Masulili mengatakan, dokter dan staf klinik/rumah sakit diharapkan melapor 1x24 jam ke Dinkes jika menemukan pasien yang diduga mengidap SARS.
Mereka diminta menyiapkan manajemen kontak, kasus suspect, dan kemungkinan terjadinya kasus SARS di wilayah masing-masing.
Infeksi Avian influenza pada unggas yang dikenal sebagai flu burung pertama kali dilaporkan terjadi tahun 2003.
Infeksi itu dengan cepat menyebar dan menjangkiti unggas di 31 dari 33 provinsi di Indonesia dan menjadi endemi di Jawa, Sumatera, Bali dan Sulawesi Selatan.
Baca juga: Hoaks, Air Rebusan Bawang Putih untuk Sembuhkan Virus Corona
Hingga 29 Maret 2007, kasus positif flu burung di Indonesia menjadi 91 kasus, 71 di antaranya meninggal dunia.
Dikutip dari arsip Harian Kompas Senin (10/10/2005) akibat penyakit ini Taman Margasatwa Ragunan sempat ditutup selama tiga minggu karena ditemukannya 19 unggas yang positif terinfeksi virus avian influenza.
Bahkan Pemprov DKI Jakarta sempat panik karena burung merpati di Monas terserang flu burung.
RSPI Sulianti Suroso dan RSU Persahabatan lagi-lagi menjadi lokasi rujukan bagi pasien yang terindikasi flu burung.
Pada November 2005, RSPI Sulianti Suroso juga memperoleh bantuan dari Jepang berupa peralatan laboratorium dan alat monitor tempat tidur.
"Tadinya kami sempat kehabisan APP (Alat Perlindungan Pribadi), tapi segara ada bantuan dari Jepang yang sangatmembantu," ucap Kepala Bidang Informasi dan Sistem Pelaporan KLB Flu Burung RSPI Sulianti Saroso dr Ilham Patu SpBS.