Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluar dari China, Mahasiswa Indonesia Ceritakan Gentingnya Situasi di Wuhan

Kompas.com - 29/01/2020, 19:49 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Hasan Hidayat (23), mahasiswa Wuhan University Technology, tak henti mengucapkan rasa syukur setelah tiba di kediamannya kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, Sabtu (18/1/2020) lalu.

Hasan merasa selamat dari wabah virus yang tersebar di Kota Wuhan, China, sejak akhir 2019.

Di kota itu, Hasan menempuh pendidikan master Business Administation.

Dihubungi Kompas.com, Rabu (29/1/2020), Hasan menceritakan upayanay keluar dari kota Wuhan.

Hasan mengaku keluar dari kota itu lima hari sebelum seluruh akses menuju dan dari kota itu ditutup.

Baca juga: Kisah Mahasiswa Indonesia di Wuhan, Pulang ke Ciputat Sebelum Akses Ditutup karena Corona

 

"Saya pulang sebelum lima hari ditutup semua akses. Dan alhamdulillah bisa sampai Indonesia, karena sebelumnya saya sempat niat tidak mau pulang. Sudah begitu (tubuh) panas 37 drajat, bukan 38 drajat, " kata Hasan.

Hasan mengingat detik-detik kepergiannya dari kota Wuhan yang kian mengkhawatirkan.

Saat itu masyarakat setempat kian resah dengan virus tersebut. 

Sebagian masyarakat di sana mengantisipasi dengan menggunakan masker.

"Mayoritas di sana menggunakan masker yang terlihat di fasilitas umum, seperti MRT dan sebagainya," tutur dia.

Baca juga: Satu Lagi Pasien Diduga Terinfeksi Virus Corona Dirawat di RSPI Sulianti Saroso

Bahkan, kota yang telah ditempati selama enam bulan sejak menempuh pendidikan itu telah sepi.

Hanya beberapa orang melintas di jalan-jalan umum.

"Sepi kan memang karena saat Imlek. Kata orang di sana kalau imlek sebelumnya juga sepi. Terlebih ada penyebaran virus itu jadi tambah sepi," ungkap dia.

Sepekan kepulangan Hasan di Indonesia, penyebaran virus corona kian masif hingga mengisolir 93 rekannya yang juga mahasiswa asal Indonesia.

Berdasarkan informasi dari rekannya, Hasan mengakatakan kondisi di sana kian genting.

Hasan Hidayat (23), mahasiswa Wuhan University Technology jurusan Master Business Administation menceritakan kondisi Wuhan selama terjadi penyebaran virus corona.dokumentasi pribadi Hasan Hidayat (23), mahasiswa Wuhan University Technology jurusan Master Business Administation menceritakan kondisi Wuhan selama terjadi penyebaran virus corona.

Masyarakat tak diperkanankan keluar oleh pemerintah setempat.

"Kondisi masih sama, enggak boleh keluar. Makan kiriman. Kalau pun keluar untuk kebutuhan kita dikasih info minimarket mana yang buka jadi langsung ke titik tujuan," paparnya.

Meski mendapatkan perhatian khusus, Hasan tak menampik kalau rekan-rekannya terus mengeluhkan rasa takut.

"Tapi sudah ada pemberitaan kan adanya TNI AU yang sudah siap, paling tidak jadi kabar bahagia buat teman-teman. Jadi stimulus psikis. Saya harap segeralah. Karena saya dapat kabar di sana Jepang sudah evakuasi masyarakatnya," ucap dia.

Kini, di tengah kondisi yang tak kondusif Hasan pun juga mendapatkan kabar kalau proses pembelajaran yang seharusnya kembali dimulai pada 23 Februari 2020 mendatang, diundur.

"Saya pulang kan karena libur kuliah. Seharusnya masuk kuliah tanggal 23 Februari, tapi dapat kabar diundur sampai kondisi di sana menungkinkan," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com