Prasetyo mengaku, ia butuh waktu lama buat pikir-pikir menyetor dana itu pada Pandamanda. Pasalnya, uang Rp 30 juta itu sudah ia himpun bersama calon istrinya selama hampir 2 tahun.
Pembicaraan soal serba-serbi paket pernikahan telah berlangsung sejak November 2019. Namun, transaksi baru terlaksana dua bulan kemudian.
"Itu pun dia yang nawarin lagi ke saya, sudah dapat vendor atau belum," ujar Prasetyo.
"Itu tanggal 25 Januari. Saya tanya ke dia, mampu enggak menjalani acara saya, dia nyanggupin," lanjut dia.
Prasetyo lalu menyambangi langsung kantor Pandamanda di Pancoran Mas.
Ia ingin membuktikan langsung bahwa wedding organizer itu bukan jasa bodong.
Di situ, Prasetyo menyerahkan Rp 30 juta di muka secara tunai. Bukti pembayaran berupa kuitansi pun langsung ia kantongi.
Prasetyo belum tahu bahwa Pandamanda punya niat busuk, hingga baru-baru ini ia merasa ada proses yang tak beres.
"Saya tahu itu tadi malam, begitu kemarin siang si AS (pemilik Pandamanda) menelpon saya jam 3 sore minta pelunasan. Saya tolak," kata dia.
"Gimana mau saya lunasi, dia saja belum fitting dan belum bikin cincin pernikahan, dia keceplosan cincin pernikahan sudah dibuat," imbuh Prasetyo.
"Tapi enggak masuk akal, gimana caranya dia buat cincin kawin, sementara dia saja belum mengukur jari saya," kata dia lagi.
Baca juga: 28 Orang Laporkan Wedding Organizer Pandamanda di Depok akibat Dugaan Penggelapan
Prasetyo pun mengilas balik ke belakang. Ia ingat, ia justru jadi pihak yang lebih giat mengurusi serba-serbi pernikahan ini ketimbang Pandamanda.
Kemudian, ia coba berselancar di dunia maya buat menguatkan dugaannya bahwa Pandamanda merupakan wedding organizer bodong.
"Enggak ada yang namanya orang gaun, orang katering, ngontak ke saya. Ini malah jadi saya yang ngejar-ngejar dia," kata Prasetyo
"Di Google saya search, Pandamanda itu banyak artikel yang kecewa sama dia dan banyak korbannya," sambung dia.