Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masjid Wal Adhuna, Pusat Ibadah yang Kini Terendam Rob Abadi

Kompas.com - 06/02/2020, 19:54 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hampir 11 tahun Masjid Wal Adhuna tergenang di pesisir Jakarta. Masjid ini berada di kawasan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara.

Lokasinya ada di balik tanggul besar yang berdiri di lahan Pelabuhan Sunda Kelapa. Warga sekitar menyebut lokasi ini sebagai Gang Gudang Koja.

Separuh dinding masjid berkelir putih sudah mengelupas. Lumut-lumut pun tumbuh subur di dinding masjid tersebut.

Seng-seng pada atapnya juga sudah bolong-bolong. Berbagai jenis sampah tersangkut di atasnya.

Melihat kondisi seperti demikian, siapa sangka dahulu masjid ini pusat ibadah dengan beragam kegiatan di masa silam.

Dahulu ratusan jamaah rutin menunaikan ibadah shalat lima waktu di sana. Terlebih ketika memasuki momen shalat Jumat, dan ibadah di Hari Raya.

Baca juga: Rumah Terendam Permanen, Beberapa Warga Hengkang dari Kampung Apung

Safrizal, seorang sekuriti yang sudah bekerja sejak 1998 mengatakan, masjid itu sudah berdiri sejak ia ditugaskan di sana.

Mulanya, masjid ini dibangun sebagai tempat ibadah para pekerja pelabuhan yang beragama muslim.

"Sebenarnya lebih pas disebut mushala ya, karena ukurannya kan segitu doang," kata Safrizal kepada Kompas.com, Kamis (6/2/2020).

Namun, di kawasan Muara Baru kala itu jumlah masjid masih sangat terbatas. Perlahan, warga sekitar pelabuhan mulai menjadi jamaah mushala tersebut.

Setelah jumlah jamaah cukup banyak, mushala mulai digunakan untuk melaksanakan ibadah shalat Jumat. Dari sini lah perlahan status mushala berubah menjadi Masjid Wal Adhuna.

"Karena cukup aktif akhirnya warga dilibatkan jadi pengurus masjid. Jadi ada yang dari pelabuhan ada yang dari warga," tutur Safrizal.

Salah satu warga bernama Ahmad Yani mengatakan, masjid itu dahulu sangat ramai dikunjungi warga. Bahkan, terkadang jamaah harus beribadah di luar bangunan masjid untuk shalat berjamaah.

Baca juga: BERITA FOTO: Kampung Apung, Terendam Banjir Menahun hingga Jadi Mengapung

"Apalagi kalau shalat Jumat, Tarawih, dan shalat Id, itu ramai sekali," tutur Ahmad.

Kondisi mulai berubah ketika tempat sandaran kapal dialihkan ke Pelabuhan Sunda Kelapa sekitar tahun 2008-2009.

Kawasan pergudangan yang sempat memadati pelabuhan semua diratakan dengan tanah. Hanya bangunan Masjid Wal Adhuna yang tersisa.

Warga berjalan di atas tanggul pembatas laut di Muara Baru, Jakarta, Senin (6/1/2020). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan daerah pesisir Jakarta Utara akan mengalami air pasang laut (rob) maksimum pada 9 Januari hingga 11 Januari 2020 dan diprakirakan akan memperparah banjir di Jakarta. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA Warga berjalan di atas tanggul pembatas laut di Muara Baru, Jakarta, Senin (6/1/2020). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan daerah pesisir Jakarta Utara akan mengalami air pasang laut (rob) maksimum pada 9 Januari hingga 11 Januari 2020 dan diprakirakan akan memperparah banjir di Jakarta. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.

Sejak saat itu, jamaah masjid mulai berkurang drastis. Ditambah lagi sempat terjadi tanggul jebol di dekat masjid yang menyebabkan Kawasan Muara Baru terendam.

Baca juga: Saksi Rasakan Getaran Saat Tanggul Laut NCICD di Muara Baru Roboh

"Jadi sudah jarang kepakai, terus kerendam, jadi makin enggak ada orang nya," tutur Ahmad.

Pascarob saat itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta langsung membangun tanggul yang tingginya kurang lebih lima meter di sana.

Namun, tanggul itu dibangun di belakang bangunan masjid, sehingga akses menuju rumah ibadah itu tertutup.

Permukaan tanah Jakarta yang terus menurun, serta air laut yang terjebak antara tanggul lama dan tanggul baru akhirnya merendam masjid itu hingga saat ini.

Belakangan timbul berbagai mitos

Masjid Wall Adhuna, Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara terendam air laut akibat turunnya permukaan tanah. Kompas.com/SHERLY PUSPITA Masjid Wall Adhuna, Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara terendam air laut akibat turunnya permukaan tanah.

Lama terendam, mulai timbul cerita-cerita mistis di tengah yang dipercayai masyarakat. Dimulai dari rasa kagum mereka terhadap bangunan yang masih berdiri kokoh.

"Ya namanya rumah ibadah, lama terendam kan seharusnya jadi lapuk, gampang roboh, tapi ini kan berdiri kokoh. Jadi ada aja omongan-omongan masyarakat," tutur Ahmad.

Bahkan, makin liarnya mitos yang berkembang, banyak orang yang melakukan berbagai ritual di masjid itu.

"Ada yang sampai mandi di sana. Padahal, kan kalau lama terendam begitu kan kami khawatir juga ada macem-macem binatang yang berbahaya," ujar Ahmad.

Untuk mencapai bangunan masjid itu sendiri warga harus memanjat tanggul tinggi yang dibangun untuk menahan ombak itu.

Mereka memanjat dinding dengan tangga kayu yang dibuat warga sekitar.

Aktivitas warga yang diam-diam menerobos itu memang membahayakan. Buktinya, kata Safrizal, di dekat masjid itu dua kali ditemukan jenazah.

Baca juga: Di Kampung Apung, 2 Anak Balita Pernah Kecemplung Kolam dan Tewas

"Pernah juga, ada yang mancing dekat sana terus kepeleset dan nyangkut, gitu," ujarnya.

Saat ini, pihak Pelabuhan Sunda Kelapa sudah menutup jalan ke Masjid itu menggunakan pagar. Pos sekuriti juga ditempatkan di sana untuk menghalau orang agar tidak sembarangan masuk kawasan.

Tapi, belum ada terdengar rencana baik dari pemerintah ataupun pelabuhan terkait bangunan Masjid yang makin lama makin dalam terendam.

Masjid itu sepertinya akan tetap jadi saksi bisu makin turunnya permukaan tanah di Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com