Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yenny Sucipto Ikut Penjaringan Calon Wali Kota, Anggap Depok Stagnan 15 Tahun Terakhir

Kompas.com - 17/02/2020, 13:56 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Yenny Sucipto berjanji akan mengubah wajah Kota Depok jika dia dicalonkan dalam Pilkada Depok dan memenangkan kontestasi itu.

Ia menganggap, Depok mengalami stagnasi selama sekitar 15 tahun terakhir.

Sebagai informasi, pada periode itu pula, Kota Depok dipimpin oleh wali kota usungan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yakni Nur Mahmudi (2006-2016) dan Mohammad Idris (2016-sekarang).

Baca juga: Daftar Penjaringan di DPP PDIP, Mantan Sekjen FITRA Siap Maju Pilkada Depok

Adapun, Yenny yang juga mantan Sekretaris Jenderal Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) mendaftarkan diri sebagai kandidat melalui Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P.

"Sebagai kota hunian penyangga Ibu Kota Negara, Depok tak mengalami kemajuan yang berarti," ujar Yenny melalui keterangannya pada wartawan, Senin (17/2/2020).

"Perubahan di Kota Depok menjadi keniscayaan jika memang masyarakat menghendaki peningkatan kualitas hidup," ia menambahkan.

Dia beranggapan, selama ini Depok minim pelayanan masyarakat dan pembangunan infrastruktur.

Baca juga: Presiden PKS Akui M Idris Ban Serep di Pilkada Depok

Yenny juga menuding, penggunaan anggaran daerah tidak transparan. Semua itu, kata dia, mesti diakhiri apabila Depok ingin dibenahi.

"Sudah terlalu lama masyarakat Depok membiarkan ketidakberesan merajalela," ujar Yenny.

"Melalui Pilkada Depok 2020 mimpi masyarakat Depok memiliki kota yang maju dan membanggakan dapat diwujudkan. Syaratnya, jangan lagi-lagi salah memilih pemimpin," tambah dia.

Hingga saat ini, PDI-P baru berkoalisi dengan Partai Gerindra untuk menghadapi Pilkada Depok 2020.

Baca juga: Golkar yang Kian Intim dengan PKS Hadapi Pilkada Depok 2020

Kader Gerindra sekaligus Wakil Wali Kota Depok petahana, Pradi Supriatna sebelumnya juga telah diusulkan ke pengurus pusat Gerindra buat dipilih sebagai kandidat Wali Kota Depok 2021-2026.

Sementara itu, PKS mengaku percaya diri bakal mampu mempertahankan kekuasaannya di kota belimbing.

Hingga sekarang, sudah 3 kader PKS ang tengah menjalani proses "tes ombak" sebelum ditentukan maju atau tidak sebagai kandidat penguasa Depok oleh pengurus pusat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

436 Mahasiswa Baru Terancam Gagal Masuk STIP Imbas Kasus Penganiayaan Taruna Hingga Tewas

436 Mahasiswa Baru Terancam Gagal Masuk STIP Imbas Kasus Penganiayaan Taruna Hingga Tewas

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
“Kalau Belum Punya Istri dan Anak, Saya Juga Enggak Mau Jadi Jukir Liar Minimarket”

“Kalau Belum Punya Istri dan Anak, Saya Juga Enggak Mau Jadi Jukir Liar Minimarket”

Megapolitan
Ratusan Miliar Rupiah Uang Parkir Liar di Jakarta Diduga Mengalir ke Ormas hingga Oknum Aparat

Ratusan Miliar Rupiah Uang Parkir Liar di Jakarta Diduga Mengalir ke Ormas hingga Oknum Aparat

Megapolitan
Pejabat Kemenhub Dilaporkan Istrinya ke Polisi atas Dugaan Penistaan Agama

Pejabat Kemenhub Dilaporkan Istrinya ke Polisi atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Protes Jukir Liar Minimarket Saat Ditertibkan | Pengakuan Jukir Uang Parkir Masuk Kas RT dan Ormas

[POPULER JABODETABEK] Protes Jukir Liar Minimarket Saat Ditertibkan | Pengakuan Jukir Uang Parkir Masuk Kas RT dan Ormas

Megapolitan
Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Motor dan STNK Mayat di Kali Sodong Raib, Keluarga Duga Dijebak Seseorang

Megapolitan
Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Terganggu Pembangunan Gedung, Warga Bentrok dengan Pengawas Proyek di Mampang Prapatan

Megapolitan
Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Ponsel Milik Mayat di Kali Sodong Hilang, Hasil Lacak Tunjukkan Posisi Masih di Jakarta

Megapolitan
Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Pakai Seragam Parkir Dishub, Jukir di Duri Kosambi Bingung Tetap Diamankan Petugas

Megapolitan
Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada 'Study Tour' ke Luar Kota

Sekolah di Tangerang Selatan Disarankan Buat Kegiatan Sosial daripada "Study Tour" ke Luar Kota

Megapolitan
RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

RS Bhayangkara Brimob Beri Trauma Healing untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Tegaskan Caleg Terpilih Harus Mundur jika Mencalonkan Diri di Pilkada 2024

Megapolitan
Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Pemilik Mobil yang Dilakban Warga gara-gara Parkir Sembarangan Mengaku Ketiduran di Rumah Saudara

Megapolitan
Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Sebelum Ditemukan Tak Bernyawa di Kali Sodong, Efendy Pamit Beli Bensin ke Keluarga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com