Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Arus Lalin Dialihkan akibat Banjir Periuk Kota Tangerang

Kompas.com - 24/02/2020, 15:27 WIB
Singgih Wiryono,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Sejumlah arus lalu lintas di sekitar daerah terdampak banjir di Kecamatan Periuk Kota Tangerang dialihkan.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Tangerang Wahyudi Iskandar mengatakan, air yang menggenang beberapa titik jalan bisa membahayakan pengguna jalan.

"Untuk itu kami minta agar mencari jalur alternatif," kata dia saat dihubungi Kompas.com, Senin (24/2/2020).

Baca juga: Ribuan Warga Terdampak Banjir di Periuk Tangerang

Wahyudi mengatakan, beberapa titik banjir yang menggenang di antaranya di Jalan Alamanda, Jalan Prima dan Jalan Regency 2.

Pada arus lalu lintas yang dialihkan, lanjut Wahyudi, sudah terpasang tanda atau marka jalan yang mengarahkan penggunaan jalan menuju jalur alternatif.

"Juga petugas kami, standby di tempat yang dilakukan pengalihan arus," tutur dia.

Bagi warga yang hendak melalui Pasar Kemis menuju Jembatan Alamanda, jalur alternatif bisa melalui Pasar Doyong atau juga melalui Wisma Harapan.

"Jalur alternatif melalui Jalan Prabu Siliwangi Kotabumi dan Jalan Prabu Kian Santang Jatiuwung," kata dia.

Wahyudi juga mengatakan, masyarakat bisa bertanya kepada petugas yang berjaga di beberapa titik pengalihan arus lalu lintas selama genangan air masih ada.

Begitu juga apabila arus sudah aman untuk dilalui ketika ketinggian air banjir mulai surut.

Adapun sebelumnya, banjir di Kecamatan Periuk Kota Tangerang kembali terjadi setelah baru saja terbebas dari banjir pada awal Februari lalu.

Baca juga: Banjir di Periuk Tangerang karena Air Meluap dari Kali Ledug

Hujan deras pada Minggu (23/2/2020) dini hari ditenggarai menjadi sebab meluapnya Kali Ledug yang mengakibatkan banjir di dua kelurahan di Kecamatan Periuk Kota Tangerang.

Seorang warga di RW 15 RT 3 Kelurahan Periuk Kota Tangerang, Ningsih mengatakan, air mulai masuk ke rumahnya pada Minggu pagi dan sempat mencapai 1,5 meter.

Pada Senin siang, air masih menggenang beberapa perumahan warga dengan ketinggian beragam mulai dari 40 sampai dengan 60 sentimeter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com