PAMULANG, KOMPAS.com - Unggahan di media sosial tentang penculikan bayi usia lima bulan dengan cara menghipnotis sang ibu di dalam angkot jurusan Lebak Bulus - Parung menggegerkan jagat maya.
Informasi itu menyebar di media sosial mulai Sabtu (29/2/2020), hingga membuat resah masyarakat.
Dalam informasi tersebut, sang ibu diturunkan di daerah Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel).
Setelah diselidiki, polisi memastikan informasi tersebut hoaks.
Baca juga: Polisi: Penculikan Bayi 5 Bulan di Angkot Lebak Bulus-Parung Hoaks
Kapolsek Pamulang, Kompol Hadi Supriatna, mengungkapkan duduk perkara sampai muncul cerita rekayasa itu.
Berikut rangkuman fakta kasus tersebut seperti dikutip Tribun Jakarta.
Mengarang cerita
Setidaknya ada tiga orang di balik munculnya skenario penculikan fiktif itu. Mereka adalah Andi Sulis, Sunardi dan Yuliana.
Sunardi merupakan istri yang ke tiga dari Andi Sulis. Mereka menikah secara sirih pada awal 2019.
Sedangkan Yuliana merupakan kakak dari Andi Sulis.
Sunardi dan Andi Sulis berpisah pada pertengahan 2019, tepatnya setelah Lebaran. Saat itu, Andi Sulis tengah mengandung lima bulan.
Andi Sulis kesal dengan suaminya lantaran saat hamil tidak pernah dinafkahi.
Ia menggugurkan kandungannya setelah berpisah.
"Andi Sulis menerangkan memang benar pernah hamil dengan suaminya Sunardi akan tetapi pada saat umur lima bulan kehamilanya digugurkan dengan cara minum obat," papar Kapolsek.
Namun, ia tidak memberi tahu menggugurkan janinnya kepada suaminya, ataupun kepada kakaknya, Yuliana.
Selama berpisah dengan suami, Andi Sulis selalu meminta uang kepada Yuliana dengan alasan untuk biaya hidup bayinya.
Cerita bohong soal bayi itu menemukan jalan buntu ketika sang suami, Sunardi meminta bertemu.
Sunardi ingin melihat langsung bayi, anaknya sendiri.
Dari situ, Andi Sulis kehabisan akal dengan membuat skenario rekayasa soal penculikan bayi.
Dengan cerita yang direkayasanya, Andi Sulis berharap kakaknya dan suaminya dapat memaklumi ketiadaan sang anak.
"Andi Sulis membuat skenario anak diculik diangkot dengan cara dihipnotis, karena Andi Sulis sudah janji akan ketemu suaminya di parung dan suaminya akan melihat anaknya namun Andi Sulis tidak punya anak," paparnya.
Yuliani yang khawatir menyebarkan kabar itu ke media sosial hingga viral, dan membuat geger masyarakat.
Videocall bersama bayi tetangga
Kapolsek Hadi mengatakan, selama Andi Sulis dan Sunardi berpisah, mereka masih sering berhubungan lewat sambungan ponsel.
Rekayasa anak yang lahir dan hidup itu juga ditunjukkan Andi Sulis kepada suaminya saat mereka video call.
Andi Sulis meminjam bayi, anak tetangganya yang berada di Jakarta Utara, saat video call itu.
"Jadi kalau dia video call dia bawa anak tetangga, jadinya suaminya tahunya anaknya hidup," ujarnya.
Gunakan foto dari Facebook
Pada pesan sebaran yang diunggah ke media sosial atau aplikasi pesan singkat itu, ada foto bayi.
Hadi mengatakan, Andi Sulis mengambil foto itu dari Facebook.
Tak dipungkiri, cerita rekayasa penculikan yang dilengkapi dengan foto bayi itu semakin meyakinkan warganet atau masyarakat yang membacanya.
"Andi Sulis mengirim Foto anaknya yang hilang yang sampai viral di mana Foto bayi tersebut didapat dengan cara download dari Facebook (FB)," ujarnya.
Terancam 7 tahun penjara
Melihat kasus tersebut, kepolisian menetapkan Andi Sulis sebagai tersangka karena membuat atau merekayasa informasi penculikan itu.
"Andi proses, kita proses. Pelakunya, yang menyebarkan anaknya diculik itu, padahal dia enggak punya anak. Kita jadikan tersangksa," ujarnya.
Sang kakak, Yuliani, yang mengunggahnya ke media sosial, disebut sebagai korban dari berita hoaks itu.
"Kakaknya, korban juga, kan dia enggak tahu, dia enggak tahu juga," ujarnya.
Andi Sulis dijerat pasal 242 KUHPidana dan terancam hukuman penjara selama tujuh tahun.
"242, tentang menyebarkan berita bohong, berita yang tidak benar," jelasnya. (Jaisy Rahman Tohir)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul "Ditelantarkan Suami, Sederet Hal Dibalik Skenario Hoaks Penculikan Bayi di Pondok Cabe."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.