Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta-fakta Sejumlah Hewan Mendadak Mati di Cibarusah karena Keracunan

Kompas.com - 05/03/2020, 08:51 WIB
Cynthia Lova,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Beredar video sejumlah hewan tiba-tiba mati di Perumahan Bumi Cahaya Residence, Cibarusah, Kabupaten Bekasi beberapa waktu lalu.

Video ini pun diunggah oleh akun twitter @kafiradikal. Video itu memperlihatkan hewan-hewan peliharaan itu mati terkapar di tengah jalan .

Adapun sejumlah hewan yang ditemukan itu, yakni tiga ekor kambing mati, dua ekor ayam, dan satu kucing.

Dalam akunnya, ia menulis twit berbunyi "... Mengerikan ini. Kambing, ayam, kucing mati di lokasi. Lokasi di Cibarusah, Kabupaten Bekasi."

Baca juga: Indonesia Positif Corona, Apakah Covid-19 Dapat Menyebar dari Hewan Peliharaan?

Kapolsek Cibarusah Kompol Sukarman mengatakan, kejadian itu terjadi sekitar pukul 14.00 WIB.

Kejadian ini dilaporkan warga ke kepolisian lantaran khawatir ada virus yang menyebar karena kematian hewan-hewan itu.

Sukarman mengatakan, hewan-hewan yang ditemukan itu diduga keracunan makanan maupun minuman yang mereka konsumsi.

Lalu, bagaimana peristiwa selengkapnya setelah dugaan keracunan ini?

1. Lokasi kejadian sempat disterilkan

Setelah heboh kematian hewan-hewan itu, lokasi ditemukannya sejumlah hewan mati tersebut langsung disterilisasi. Sehingga warga sempat tak diperbolehkan lewat lokasi itu.

Pihak kepolisian langsung memasang garis polisi (police line) di lokasi hewan-hewan yang ditemukan mati.

Baca juga: Upaya Restoran Paloma Yakinkan Tempatnya Steril Virus Corona

Selain itu, lokasi ditemukannya sejumlah hewan mati juga telah disemprotkan cairan kimia khusus atau cairan disinfektan.

“Tapi sementara di lokasi saya police line di jalan yang penemuan itu masih ditutup, belum bisa dilalui. Info dari dinas mau dilakukan penyemprotan atau desinfektan di TKP penemuan hewan mati,” ucap Sukarman.

2. Dinas Peternakan kesulitan cari sampel makanan

Sukarman mengatakan, pihak Pemkab langsung bergerak mencari apa penyebab hewan itu mati.

Misalnya, dengan mengambil sampel darah bangkai hewan yang mati dan mencari makanan yang sering dia konsumsi.

Pasalnya pemilik hewan itu tak pernah secara langsung memberikan makan hewan peliharaannya. Sebab pemiliknya melepas hewan-hewan itu untuk mencari makan di sekitar lokasi.

Baca juga: Pemkab Pastikan Hewan yang Mati Mendadak di Cibarusah Bukan karena Virus Menular

Namun, saat hendak diperiksa, sisa-sisa makanan maupun minuman yang dikonsumsi itu tak terlihat.

Hal itu dikarenakan banjir yang melanda kawasan tersebut setinggi 40 hingga 50 centimeter.

“Jadi karena ini bekas banjir, sisa-sisa makanan yang mana belum bisa disimpulkan apakah dari sumber rumput atau apa saya belum bisa pastikan karena kan ketika kemarin hujan di perumahan itu pasti ada lintasan air,” kata Sukarman.

3. Hewan-hewan dinyatakan keracunan

Meski kesulitan untuk mencari apa yang menyebabkan hewan-hewan mati, Pemkab tetap mengecek makanan dan minumanan apa yang dikonsumsi hewan itu meski hanya sedikit.

Namun, tak disebutkan makanan dan minuman apa yang dicek oleh pihak Dinas Pertanian.

Kepala Seksi Pengamatan dan Pemberantasan Penyakit Hewan (P3H) Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi Dwiyan Wahyudiharto mengatakan, hasil yang didapat dari pemeriksaan uji cepat (rapid test) terhadap hewan-hewan tersebut telah keluar.

Baca juga: Sejumlah Hewan Milik Warga di Cibarusah Mati Mendadak, Diduga Keracunan

Hasilnya, hewan tewas itu diduga keracunan dari makanan dan minuman yang ada di sekitar lokasi kejadian.

“Dia (hewan-hewan) kematiannya hanya di satu titik lokasi itu saja. Jadi kemungkinan besar kematiannya karena ada sesuatu yang dimakan atau diminum oleh hewan-hewan tersebut. Sedangkan pemeriksaan pada kambing dan kucing yang mati juga tidak dijumpai tanda-tanda hewan menular,” ujar Dwi.

4. Dipastikan tidak menular

Dwi memastikan kematian hewan-hewan tersebut tidak akan menular. Sebab hewan yang tewas itu bukan karena virus menular.

"Kematian hewan-hewan tersebut diduga karena keracunan dan tidak menunjukkan adanya gejala-gejala penyebaran penyakit hewan menular seperti flu burung atau antrax,” ujar Dwiyan melalui keterangan tertulisnya, Rabu (4/3/2020).

Dwi mengatakan, hewan tewas itu diduga keracunan dari makanan yang ada di sekitar lokasi kejadian.

Baca juga: Pemkab Pastikan Hewan yang Mati Mendadak di Cibarusah Bukan karena Virus Menular

Ia mengatakan, pihak Pemkab sudah melakukan langkah-langkah antisipasi di sekitar lokasi kejadian dengan menyemprotkan disinfektan atau cairan kimia untuk mencegah terjadinya infeksi.

Selain itu, Pemkab juga mengimbau masyarakat yang memiliki hewan peliharaan untuk sementara tidak mendekati lokasi kejadian.

“Kami juga sudah melakukan sosialisasi di sekitar lingkungan terjadinya kematian hewan ternak tersebut dan mengimbau masyarakat untuk sementara waktu tidak menggembalakan hewan ternaknya di sekitar lokasi kejadian,” tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com