Adapun kenaikan harga bawang putih tertinggi yang pernah dia rasakan adalah sekitar Rp 40.000 per kilogramnya.
Dia juga merasa khawatir atas kenaikan harga bawang putih tersebut sehingga membeli stok bawang sedikit dan menunggu harga kembali stabil.
"Sedikit-sedikit dulu, habisin sisa stok," kata dia.
Adapun untuk harga normal sebelum kenaikan terjadi, Ipul biasa menjual bawang putih di kisaran harga Rp 20.000-Rp 25.000 per kilogramnya.
Sedangkan saat ini dia harus menjual bawang putih dengan tiga kali lipat harga normal yakni kisaran Rp 55.000-Rp 60.000 per kilogram.
Baca juga: Peneliti UI Kembangkan Propolis Indonesia untuk Alternatif Obat Virus Corona
Kenaikan harga tidak hanya dirasakan pedagang bawang putih saja.
Pedagang buah impor asal China juga ikut menjerit karena kelangkaan barang impor mengakibatkan naiknya harga barang yang mereka jual.
Pedagang grosir buah impor di Pasar Induk Tanah Tinggi, Budi mengaku, ia mengalami penurunan omzet cukup besar lantaran keran impor ditutup akibat wabah virus corona yang bermula di Wuhan, China.
Budi mengatakan, lapaknya di Pasar Induk Tanah Tinggi mulai kesulitan buah apel impor asal China setelah penerbangan dilarang dari dan menuju China.
Baca juga: Jokowi: Musuh Terbesar Kita Bukan Virus Corona, tetapi Cemas dan Hoaks
Ia mengatakan, dirinya kesulitan mendapat buah asal China sejak awal bulan ini.
"Mulai awal Februari, sekitar 4-5 hari dari awal bulan," kata dia saat ditemui Kompas.com di Pasar Induk Tanah Tinggi, Kamis (13/2/2020).
Dengan menipisnya stok apel asal China, harga apel mulai melambung tinggi.
Budi mengatakan kenaikan terjadi antara Rp 50.000 sampai dengan Rp 100.000 per karton berisi 17 kilogram apel.
"Satu karton (naik) Rp 100.000, biasanya harga standar Rp 280.000, sekarang jadi 370.000," tutur dia.
Penjualan Budi pun jadi turun drastis. Sekitar 73 persen dari omzet harian lapaknya hilang karena kelangkaan dan kenaikan harga apel asal China tersebut.
"Masalah pembeli pengaruh, biasanya ada yang beli 150 karton sehari, sekarang 50-40 karton kurang," kata dia.
Budi berharap jalur impor asal China kembali dibuka untuk memberikan kemudahan pasokan buah impor.
Dampaknya tidak hanya di faktor ekonomi saja, melainkan faktor sosial yang mengharuskan Warga Negara Asing (WNA) asal China tak bisa pulang ke negara asal mereka.
Sebanyak 1.067 Warga Negara Asing (WNA) asal China di Tangerang berpotensi melanggar waktu izin tinggal yang sudah ditentukan dalam dokumen keimigrasian mereka.
Kepala Kantor Imigrasi Non TPI Kelas I Kota Tangerang, Felusia Sengky Ratna mengatakan, potensi overstay tersebut bisa terjadi lantaran akses pulang-pergi WNA China dari jalur bandara masih ditutup.
Baca juga: Per Kamis, Ada 12 Kasus Penimbunan Masker dan 5 Kasus Hoaks Virus Corona