Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Protokol Resmi Kemenkes tentang Gejala Awal Covid-19 dan Apa yang Harus Dilakukan

Kompas.com - 17/03/2020, 16:59 WIB
Vitorio Mantalean,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia merilis dokumen resmi protokol kesehatan berisi langkah-langkah yang harus ditempuh seseorang berkaitan dengan Covid-19, penyakit yang diakibatkan virus corona baru.

Dokumen resmi protokol kesehatan ini dirilis oleh Kementerian Kesehatan, Senin (16/3/2020). Begini protokolnya, seperti dikutip Kompas.com dari rilis media yang dimuat pada laman resmi Kementerian Kesehatan, Selasa (17/3/2020):

Baca juga: Curahan Hati Tiga Pasien yang Sembuh dari Covid-19, Beban Psikis dan Harapan Baru...

JIKA ANDA MERASA TIDAK SEHAT

1. Jika Anda merasa tidak sehat dengan kriteria demam lebih dari 38 derajat Celcius dan batuk/pilek/nyeri tenggorokan, istirahatlah yang cukup di rumah dan minum air yang cukup.

2. Bila tetap merasa tidak nyaman, keluhan berlanjut, atau disertai dengan kesulitan bernapas (sesak atau napas cepat), segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes).

3. Pada saat berobat ke fasyankes, Anda harus lakukan tindakan berikut: gunakan masker dan usahakan tidak menggunakan transportasi massal. Apabila tidak memiliki masker, ikuti etika batuk/bersin dengan menutup mulut dan hidung dengan tisu atau lengan atas bagian dalam.

4. Tenaga kesehatan di fasyankes akan melakukan screening suspect Covid-19.

- apabila Anda memenuhi kriteria suspect Covid-19, Anda akan dirujuk ke salah satu rumah sakit rujukan yang siap untuk penangangan Covid-19.

- apabila Anda tidak memenuhi kriteria suspect Covid-19, Anda akan dirawat inap atau rawat jalan, tergantung diagnosis dan keputusan dokter.

5. Jika Anda memenuhi kriteria suspect Covid-19, Anda akan diantar ke RS rujukan menggunakan ambulans fasyankes, didampingi tenaga kesehatan yang mengenakan alat pelindung diri (APD).

6. Di RS rujukan, akan dilakukan pengambilan spesimen (populer sebagai “tes swab”) untuk pemeriksaan laboratorium dan dirawat di ruang isolasi.

7. Spesimen akan dikirim ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan di Jakarta. Hasilnya akan keluar dalam 24 jam setelah spesimen diterima.

8. Apabila hasil pemeriksaan spesimen menunjukkan negatif, Anda akan dirawat sesuai penyebab penyakitnya.

Baca juga: Sembuh dari Covid-19, Kasus 02: Warga Depok Please Jangan Panik

9. Namun, apabila hasil pemeriksaan spesimen menunjukkan positif, maka Anda akan dinyatakan sebagai penderita Covid-19 dan sampel akan diambil tiap hari.

10. Anda baru akan dikeluarkan dari ruang isolasi apabila pemeriksaan sampel 2 kali berturut-turut negatif.

JIKA ANDA MERASA SEHAT

Jika Anda sehat, namun:

1. Ada riwayat perjalanan 14 hari lalu ke negara dengan transmisi lokal Covid-19:

- lakukan pemantauan mandiri dengan cek suhu tubuh 2 kali.

- jika muncul demam lebih dari 38 derajat celsius atau gejala gangguan pernapasan seperti batuk/ pilek/nyeri tenggorokan/sesak napas, segeralah periksakan diri Anda ke fasyankes.

2. Merasa pernah kontak dengan kasus yang telah terkonfirmasi Covid-19, segeralah melapor ke petugas kesehatan dan periksakan diri Anda ke fasyankes. Untuk selanjutnya, Anda akan diperiksa spesimennya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com