Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

49 WNA China Masuk Indonesia, Ini Penjelasan Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta

Kompas.com - 19/03/2020, 18:25 WIB
Singgih Wiryono,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Ribut terkait WNA China masuk ke Indonesia di Kendari Sulawesi Tenggara memiliki kaitan dengan Kantor Imigrasi TPI Kelas I Bandara Soekarno-Hatta sebagai pintu gerbang masuk Indonesia.

Kepala Kantor Imigrasi TPI Kelas I Bandara Soekarno-Hatta, Saffar Muhammad Godam mengatakan, 49 WNA asal China tersebut diterima karena memiliki kelengkapan dokumen, khususnya sertifikat kesehatan bebas corona.

"Yang 49 sudah melalui prosedur sudah dilakukan penelitian yang pemeriksaan dan hasilnya mereka dapat masuk ke Indonesia," kata Godam kepada wartawan di Bandara Soekarno-Hatta, Kamis (19/3/2020).

Baca juga: Setelah Polda Sultra Keliru Sampaikan Informasi Kedatangan 49 TKA China...

Godam mengatakan setelah 49 WNA China tersebut masuk, keesokan harinya, Senin (16/3/2020), 43 WNA China kembali datang melalui penerbangan transit China-Thailand-Indonesia.

Tepatnya di Bandara Soekarno-Hatta.

"Keesokan harinya ada lagi 43 orang yang datang. 43 tersebut semuanya kami tolak. Dengan bekerjasama dengan KKP," kata Godam.

Penolakan tersebut berdasarkan alasan kesehatan karena 43 WNA China tersebut tak bisa menunjukkan Health Certificate (HC) yang memadai.

"Persoalan yang mereka hadapi adalah sebagian besar adalah validity of HC. Masa berlaku HC-nya sudah kedaluarsa. ada juga yang tidak ada HC.

Berdasarkan hal itu, lanjut Godam, maka 43 orang WNA asal China ditolak masuk ke Indonesia.

Godam juga tidak memastikan tujuan 43 WNA China tersebut ke Indonesia dalam rangka apa. 

"Tapi berdasarkan visa yang dimiliki mereka menggunakan visa B211 yaitu dalam rangka uji coba calon tenaga kerja asing," kata dia.

Visa B211, dilansir laman Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia di kemlu.go.id, berarti visa kunjungan satu kali perjalanan.

Dalam laman tersebut tertulis ada tiga jenis visa B211 yakni B211A, B211B, dan B211C.

Visa Kunjungan Satu Kali Perjalanan (B211A) diberikan kepada orang asing yang akan melakukan perjalanan ke wilayah Indonesia dalam rangka tugas resmi pemerintah, wisata, kegiatan sosial budaya, kunjungan keluarga, olah raga non komersial, kunjungan dalam rangka bisnis, serta yang membutuhkan otorisasi dari Jakarta seperti kegiatan kunjungan jurnalistik atau kunjungan ke wilayah industri.

Baca juga: Hanya WNA China yang Diberi Izin Tinggal Darurat di Indonesia karena Virus Corona

"Mohon menjadikan perhatian bahwa kegiatan jurnalistik (B211C), termasuk kegiatan pembuatan film atau video untuk tujuan komersial, serta kunjungan kedalam wilayah industri (B211B) harus mendapatkan izin dari instansi yang berwenang," tulis laman tersebut.

Sebelumnya, pemerintah memberikan larangan Pemerintah mengeluarkan kebijakan tambahan terkait kegiatan perlintasan orang dari dan ke Indonesia.

Bagi pelancong yang dalam kurun 14 hari terakhir berkunjung ke Vatikan, Spanyol, Perancis, Jerman, Swiss dan Inggris, akan dilarang masuk atau transit ke Indonesia untuk sementara waktu.

"Jika dari riwayat perjalanan menunjukkan bahwa dalam 14 hari terakhir yang bersangkutan pernah berkunjung ke negara-negara tersebut, maka yang bersangkutan dapat ditolak masuk ke Indonesia," demikian bunyi keterangan resmi Kementerian Luar Negeri yang dilansir Kompas.com dari laman resminya, Selasa (17/3/2020).

Sebelumnya kebijakan ini telah berlaku bagi pelancong yang datang dari China, Iran, Italia dan Korea Selatan.

Dalam pemberitaan sebelumnya, Sebelumnya, warga Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) digemparkan dengan video yang merekam kedatangan puluhan warga negara asing (WNA) China di Bandara Haluoleo Kendari, Minggu (15/3/2020) malam.

Video berdurasi 58 detik itu menunjukkan sebanyak puluhan TKA lengkap dengan koper yang diderek dari sebuah ruangan kedatangan bandara.

Semua warga China itu menggunakan masker di wajahnya. Puluhan TKA tersebut, bertolak dari Bandara Soekarno Hatta, Jakarta menuju Bandara Haluoleo, Kendari dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia GA 696 dan tiba pukul 19.30 WITA.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com