Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 23/03/2020, 16:06 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com – Sebuah video viral di media sosial. Rekamannya menampilkan seorang pemuda dengan dialek betawi "berjibaku" mengajak warganet agar patuh pada imbauan social distancing guna mencegah kerumunan yang dapat mempermudah penularan Covid-19.

Video yang sarat istilah percakapan sehari-hari gaya Betawi yang dibumbui humor tersebut dibagikan oleh akun Twitter @bintangemon dan sudah mulai menyebar melalui kanal media sosial lain.

Untuk teman-temanku yang masih suka bilang, ‘Elah tong santai aja, nyawa kita di tangan Tuhan’… Wey, Paman Boboho, kalau emang itu prinsip ente, noh lu jongkok tengah jalan tol sambil bilang nyawa kita di tangan Tuhan,” kata dia melalui video yang diunggiah Minggu (22/3/2020).

Baca juga: Cerita Pilu Kapolres di Kalbar Tegakkan Social Distancing, Jadi Tertawaan Warga hingga Bersumpah akan Sujud

Cuma kan harus usaha kitanya. Ada ikhtiar sebelum tawakkal. Makanya pas pelajaran agama lu jangan kiu kiu, kaga masuk di kepala lu.”

Gua juga enggak apa-apa kalau lu meninggal. Asal lu kalau meninggal, jasad lu nguap. Lu kalau meninggal karena ngeremehin corona, yang lain bisa kena. Yang mandiin elu, yang nguburin elu. Orang katering di tahlilan lu? Kenaaa. Ya Allah, jahat banget lu, dia enggak ngerti apa-apa Cuma ngebungkusin lemper doang, kena!

Kita kalau diarahkan social distancing ya nurut, tolong. Dokter nyembuhin. Pemerintah ngatur. Kita pasien, nurut sama arahan. Lu, pasien (tapi) bandel, dokter (kemudian) ngambek, kita sembuhnya gimana, Bos?

Baca juga: Pemerintah Ubah Istilah Social Distancing Jadi Fisikal Distancing

Udah, di rumah dulu. Liburan nanti-nanti mah bisa. Lu kagak ke mal sekarang enggak apa-apa, itu mal enggak berubah jadi kantin. Lu enggak ke Puncak sekarang juga Puncak enggak bakal jadi pendek.”

Ayo mari kita sama-sama lawan corona. Ini corona didiemin lama-lama ngelunjak nih. Ini corona kalau bentukannya orang udah gua klepak nih dari dulu.”

Sosiolog Universitas Indonesia Imam Prasodjo menyatakan, semestinya pemerintah menggunakan model komunikasi publik seperti contoh barusan agar imbauan social distancing diterima oleh seluruh lapisan masyarakat.

Fakta bahwa hari ini, tak semua orang memilih bertahan di rumah, selain karena desakan ekonomi, juga disumbang akibat model komunikasi publik para pejabat yang tak efektif karena terlalu elitis.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Jadwal Imsakiyah di Bekasi Hari Ini, Minggu 2 April 2023

Jadwal Imsakiyah di Bekasi Hari Ini, Minggu 2 April 2023

Megapolitan
Jadwal Imsakiyah di Tangerang Hari Ini, Minggu 2 Maret 2023

Jadwal Imsakiyah di Tangerang Hari Ini, Minggu 2 Maret 2023

Megapolitan
Relawan GP Center Dorong Kaesang Jadi Calon Walkot Depok, Yakin Bisa Kalahkan Dominasi PKS

Relawan GP Center Dorong Kaesang Jadi Calon Walkot Depok, Yakin Bisa Kalahkan Dominasi PKS

Megapolitan
Polisi Razia Warung Remang-remang di Situ Bulakan Kota Tangerang, 3 Wanita Diamankan

Polisi Razia Warung Remang-remang di Situ Bulakan Kota Tangerang, 3 Wanita Diamankan

Megapolitan
Deklarasi Kaesang Sebagai Calon Wali Kota Depok, Relawan GP Center Baru Lapor ke Gibran

Deklarasi Kaesang Sebagai Calon Wali Kota Depok, Relawan GP Center Baru Lapor ke Gibran

Megapolitan
Relawan Ganjar Pranowo Center Deklarasikan Kaesang Jadi Wali Kota Depok

Relawan Ganjar Pranowo Center Deklarasikan Kaesang Jadi Wali Kota Depok

Megapolitan
Polda Metro Sebut Tak Ada Barang Bukti Pakaian Bekas Ilegal yang 'Ditilap' Penyidik

Polda Metro Sebut Tak Ada Barang Bukti Pakaian Bekas Ilegal yang 'Ditilap' Penyidik

Megapolitan
Gerak Lambat Kemenag Tindak Travel Naila Penipu Ratusan Jemaah Umrah...

Gerak Lambat Kemenag Tindak Travel Naila Penipu Ratusan Jemaah Umrah...

Megapolitan
Penyidik Dirkrimsus Polda Metro Jaya Dituduh Tilap 'Thrift' Hasil Sitaan

Penyidik Dirkrimsus Polda Metro Jaya Dituduh Tilap 'Thrift' Hasil Sitaan

Megapolitan
Seorang Pria Tempelkan Kemaluan di Knalpot Motor, Diduga Alami Keterbelakangan Mental

Seorang Pria Tempelkan Kemaluan di Knalpot Motor, Diduga Alami Keterbelakangan Mental

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Jakarta Hari Ini, Sabtu 1 April 2023

Jadwal Buka Puasa di Jakarta Hari Ini, Sabtu 1 April 2023

Megapolitan
Pengamat Sebut Kaesang Butuh Kekuatan Politik yang Besar Bila Ingin Bertarung di Pilkada Depok

Pengamat Sebut Kaesang Butuh Kekuatan Politik yang Besar Bila Ingin Bertarung di Pilkada Depok

Megapolitan
Pengamat Sebut Kaesang Berpeluang Kalahkan Dominasi PKS di Depok, Asalkan...

Pengamat Sebut Kaesang Berpeluang Kalahkan Dominasi PKS di Depok, Asalkan...

Megapolitan
Pekan Depan, Menag Yaqut Bakal Terbitkan Sanksi Bagi Travel Umah Naila

Pekan Depan, Menag Yaqut Bakal Terbitkan Sanksi Bagi Travel Umah Naila

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Sabtu 1 April 2023

Jadwal Buka Puasa di Depok Hari Ini, Sabtu 1 April 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke