Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curahan Hati Mereka yang Pekerjaannya Sulit Dilakukan dari Rumah...

Kompas.com - 24/03/2020, 13:03 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com -Pemerintah pusat telah mengimbau masyarakat untuk berdiam di rumah selama merebaknya virus corona.

Sebagian perkantoran atau perusahaan pun telah menerapkan kebijakan work from home atau bekerja dari rumah.

Hal ini sesuai seruan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang meminta pemilik usaha mempekerjakan para pegawai atau karyawannya dari rumah.

Aturannya tertuang dalam Seruan Gubernur Nomor 6 tahun 2020. Ia meminta, seluruh pekerja kantoran bekerja dari rumah selama 14 hari terhitung dari 23 Maret hingga 5 April 2020.

Baca juga: Dilema Karyawan yang Masih Ngantor, Ongkos Ojol Mahal tetapi Khawatir Kena Corona di Transportasi Umum

Namun tidak semua semua perusahaan menerapkan kebijakan WFH ini. Terutama bagi perusahaan yang memang mengharuskan pekerjanya untuk berada di lapangan.

Salah satunya yang dirasakan FM. Pekerja media televisi ini masih harus turun ke lapangan untuk menjemput berita karena tak adanya kebijakan WFH.

Dalam batinnya, tertanam rasa khawatir karena semakin banyaknya pasien corona. Namun di satu sisi, Ia sadar bahwa masyarakat membutuhkan informasi dalam situasi seperti ini.

"Jujur aku khawatir dengan pandemi corona ini. Apalagi aku juga pantau perkembangannya terus. Itu juga sudah risiko masuk media TV. Tanggung jawab kan juga harus tetap jalan. Jadi ya sudah berkerja saja sesuai tanggung jawabnya," ucap FM saat dihubungi Kompas.com, Selasa (24/3/2020).

Meski demikian, dia tetap berupaya mengurangi kontak fisik dengan narasumbernya. Misalnya menghindari bersalaman ketika harus melakukan wawancara tatap muka.

Baca juga: Cerita Karyawan Pergi ke Kantor di Tengah Pandemi Covid-19, Atur Strategi dan Rogoh Kocek

"Kalau bisa (wawancara) via video, by video. kalau memang harus ke lokasi ya sudah enggak usah megang apa-apa dan salaman. Karena aku juga paham. Media pasti jalan terus, berita jalan terus," kata dia.

Kantornya pun memberikan keringanan dan tetap membekali para wartawan dengan berbagai pelindung seperti masker dan hand sanitizer.

FM juga diperbolehkan pulang lebih cepat dari hari kerja biasanya.

"Kantor juga ngasih keringanan, kasih toleransi, ngerti juga kalau enggak dapat wawancara disuruh balik. Kita reporter disuruh nyari berita via video karena aku kerja di stasiun televisi ya, gambar yang penting. Jadi chat-chatin narsum, wawancara via video, janjian," jelasnya.

Hal terpenting menurut dia adalah mempersiapkan diri sendiri dengan meningkatkan imun dan daya tahan tubuh.

Senada dengan FM, JR juga masih harus bekerja di kantor dan tidak dari rumah.

Baca juga: Wali Kota: 69 Orang Positif Corona di Jakarta Barat, 5 Meninggal Dunia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Megapolitan
6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

Megapolitan
Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Megapolitan
Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Megapolitan
Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Megapolitan
Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Megapolitan
DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Megapolitan
Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com