Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PMI Diminta Beri Fasilitas bagi Pendonor Darah agar Terhindar dari Covid -19

Kompas.com - 26/03/2020, 15:40 WIB
Walda Marison,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA,KOMPAS.com - Wali Kota Jakarta Selatan Marullah Matali mengatakan, warganya harus diberikan fasilitas dan kepastian keamanan ketika mendonorkan darah ke Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta Selatan.

Hal tersebut dikatakan karena banyak warga yang khawatir mendonorkan darahnya di kantor PMI.

Warga enggan keluar rumah lantaran takut terpapar wabah Covid -19.

"Saya tahu kebutuhan PMI tinggi. Maka dari itu masyarakat yang hendak mendatangi kantor PMI itu diberikan SOP sesuai yang biasa kita lakukan dalam kaitannya dengan penanganan Covid 19, misalnya ada disinfektan, ada wastafel ada kebutuhan-kebutuhan yang lainya," kata Marullah ketika dihubungi di Jakarta, Kamis (26/3/2020).

Baca juga: Stok Darah Menipis karena Social Distancing, PMI Jemput Bola Cari Donor

Dia tidak melarang warganya untuk melakukan donor darah di rumah. Namun di satu sisi, Marullah juga tidak menyalahkan warga yang lebih memilih untuk tetap di rumah.

"Sebenarnya tidak ada sama sekali pelarangan terkait dengan itu (donor darah). Itu cuma masyarakat yang mereka tetap tinggal di rumah," ucap dia.

Dia yakin, jika PMI dapat memastikan kesehatan pendonor, maka warga akan datang untuk mendonorkan darahnya.

Sebelumnya, PMI Jakarta Selatan mengaku kekurangan stok darah pascamerebaknya wabah Covid-19.

Baca juga: Jalanan Jakarta Lengang, Anies Apresiasi Masyarakat yang Berdiam di Rumah

Beberapa rumah sakit yang membutuhkan darah bagi pasien demam berdarah terkena dampaknya.

"Dalam kondisi seperti ini rumah sakit yang membutuhkan darah banyak sekali. Kta kan sekarang ada DBD juga. Itu luar biasa, kita benar-benar butuh darah, tapi memang kondisi yang ada saat ini sangat minim sekali," kata Humas PMI Jakarta Selatan, Dedet Haryadi, saat dihubungi, Rabu (25/3/2020).

Dedet menjelaskan, biasanya pihak PMI membutuhkan 2.000 kantong darah untuk DKI Jakarta per harinya.

Namun, karena pasokan darah berkurang, kebutuhan tersebut sulit dipenuhi.

"Untuk sehari kita bisa mencapai 2.000 kantong darah, se-DKI ya. Kalau di Jakarta Selatan sih kita hanya dropping saja, sesuai permintaan dari rumah sakit," terang dia.

Baca juga: Polisi Tangkap Dua Penyebar Hoaks Satpam Pingsan Kena Covid-19 di Tanjung Duren

Berukurangnya pasokan darah, lanjut Dedet, dikarenakan banyak orang yang enggan melakukan donor karena imbauan tetap di rumah.

Akhirnya, beberapa golongan darah menjadi langka karena sedikit yang melakukan donor.

"Yang pasti masyarakat sulit mendapatkan kebutuhan darah, itu yang paling buruk. Banyak masyarakat yang butuh transfusi dan lain-lain. Sekarang untuk golongan AB sudah sangat sulit," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com