Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut Pemberian Bansos Tak Tepat Sasaran, Politisi Golkar: Ada Lansia Tidak Dapat, tapi yang Punya Mobil Terdaftar

Kompas.com - 16/04/2020, 14:47 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Fraksi Golkar Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta mengatakan, bantuan sosial (bansos) dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kepada warga rentan miskin masih ada yang salah sasaran.

Diketahui, pendistribusian bansos tersebut untuk membantu warga miskin dan rentan miskin di tengah pandemi virus corona (Covid-19), terutama saat pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

"Begitu kita turun ke lapangan turun kepada masyarakat, diskusi dengan RT RW, ini banyak bansos yang diturunkan oleh Pemprov tidak tepat sasaran," ucap Judistira saat dihubungi Kompas.com, Kamis (16/4/2020).

Baca juga: Hari Pertama Bekerja sebagai Wagub DKI, Riza Diminta Bantu Distribusikan Bansos Covid-19

Ia mencontohkan, di salah satu wilayah yang menjadi daerah pemilihannya (dapil) yakni RW 008 Kelurahan Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur, ada lansia yang tidak mendapatkan bansos.

Namun, warga yang memiliki mobil justru ada yang menerima bantuan itu.

"Ada lansia ibu-ibu sangat perlu bantuan tapi tidak terdaftar, terus ada lansia yang hidup sebatang kara malah tidak dapat. Sementara ada warga punya mobil malah terdaftar sebagai penerima," kata dia.

Judistira pun meminta agar penyaluran bansos ini menggunakan basis data yang lebih jelas. Seharusnya data dilakukan oleh perangkat RT dan RW yang lebih mengerti kondisi warga.

Kemudian Dinas Sosial tinggal menerima dan menyalurkan bantuan itu

"Nah, ini kan kita pertanyakan pada pemerintah. Dalam hal ini Dinsos, ini basis data apa yang dipakai, kan begitu. Nah, itu yang kita dorong supaya data-data dari RT RW itu digunakan agar yang kemarin tidak dapat agar bisa dapat. Ini karena betul-betul dibutuhkan, masyarakat tidak ada pemasukan," jelas Judistira.

Diketahui, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendistribusikan 1,2 juta paket bantuan kepada warga ekonomi rentan selama pandemi virus corona (Covid-19), utamanya saat PSBB.

Bantuan yang diberikan berupa paket bahan pangan pokok, yaitu beras lima kilogram satu karung, sarden dua kaleng kecil, minyak goreng 0,9 liter satu pouch, biskuit dua bungkus, masker kain dua pieces, sabun mandi dua batang, dan tidak ada pemberian berupa uang tunai.

Program ini berlangsung dua pekan, yakni dari 9 April lalu hingga 24 April 2020 atau selama masa PSBB diberlakukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com