Jika pandemi Covid-19 terus berlanjut, pembebasan pembayaran bagi penyewa dengan kategori UMKM akan dilanjutkan.
Baca juga: 4 Skenario PT MRT Hadapi Pandemi Covid-19 di Jakarta, dari Moderat hingga Buruk
Untuk penyewa middle class seperti Indomaret, Starbucks, hingga AW belum ada kebijakan khusus dari PT MRT Jakarta.
"Pada prinsipnya kami akan mempertimbangkan adanya relaksasi. Yang baru kita berikan relaksasi penuh kepada UMKM," ujar William.
Pandemi Covid-19 juga membuat BUMD tersebut harus bersiap dengan segala kemungkinan terburuk.
PT MRT Jakarta menyiapkan empat skenario untuk menghadapi krisis yang mungkin terjadi sebagai dampak dari Covid-19.
Sebagai perusahaan, kata Willian, MRT harus bisa bertahan dari aspek operasional dan ekonomi ketika menghadapi krisis.
"Kita mengembangkan empat skenario untuk 2020. Bagaimana MRT bisa survive dan semua skenario ini kami pastikan bahwa dalam skenario yang buruk pun MRT tetap bisa survive," ujar dia.
Empat skenario tersebut adalah skenario moderat, berat, sangat berat, dan buruk.
1. Skenario moderat
Pada skenario moderat, MRT Jakarta mulai menghadapi krisis pada Maret 2020. Kemudian krisis berlangsung hingga Mei 2020.
Setelah Covid-19 berakhir, proses rebound atau pemulihan akan dilakukan selama empat bulan. Dalam proses pemulihan ini, PT MRT Jakarta akan berusahan mengembalikan jumlah penumpang ke angka 100.000 per hari.
Skenario moderat ini tidak akan terlalu menghantam MRT karena dengan skenario ini MRT tetap bisa kembali operasi normal di tahun yang sama jika krisisnya hanya tiga bulan.
Dalam skenario ini diasumsikan periode Covid-19 berlangsung lima bulan, yakni dari Maret hingga Juli 2020.
Proses pemulihan akan dimulai pada Agustus 2020 dan berlangsung selama empat bulan.
Dampaknya akan lebih berat karena berakibat pada pendapatan farebox seperti tiket dan non-farebox atau dari iklan.