Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cimanggis Jadi Zona Paling Merah di Depok, Camat Sebut Masih Ada Warga yang Belum Disiplin

Kompas.com - 30/04/2020, 15:57 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com – Plt Camat Cimanggis, Supian Suri mengungkapkan sejumlah kendala penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di wilayahnya yang berpangkal dari kurangnya kedisiplinan warga.

Sebagai informasi, Kecamatan Cimanggis menjadi zona paling merah dengan sebaran kasus Covid-19 terbanyak seantero Kota Depok, Jawa Barat.

“Masalah kedisiplinan masyarakat bukan hal yang sederhana. Sebetulnya kami sudah tegas juga, tapi memang untuk memahamkan masyarakat bukan hal yang sederhana,” ujar Supian ketika dihubungi Kompas.com pada Kamis (30/4/2020).

Baca juga: Cimanggis, Zona Paling Merah Covid-19 di Depok

Ia mengklaim, jajarannya bersama aparat Babinkabtibmas dan Babinsa sudah kerap berkeliling dan menertibkan keramaian.

Pasalnya, sejumlah warga Cimanggis disebut masih banyak yang ngotot berkerumun dengan berbagai dalih, mulai dari alasan mencari nafkah sampai menyelenggarakan ibadah bersama.

“Itu menjadi tantangan buat kami. Kami sudah lakukan itu (menjaga ketat rumah ibadah), tapi kemarin memang masih ada saja 1 atau 2 tempat ibadah yang ngotot menjalankan ibadah, masih ada yang ngotot shalat tarawih di masjid,” ungkap Supian.

Meski begitu, ia menyebutkan di beberapa titik sudah mulai timbul kesadaran warga untuk beribadah masing-masing di rumah.

Akan tetapi, kerumunan bukan hanya dijumpai di rumah ibadah. Pasar tradisional yang selalu jadi simpul keramaian dinilai belum cukup lengang meskipun PSBB sudah masuk periode dua.

Baca juga: Ini 3 Wilayah di Depok dengan Jumlah PDP dan ODP Covid-19 Terbanyak

“Pasar kan sebetulnya bukan objek yang dikecualikan, karena ini bagian dari kebutuhan utama masyarakat. Pemkot juga sudah membuat pasar tradisional dengan metode penjualan online, itu juga sudah jalan,” ujar Supian.

“Tapi tetap saja kita lihat pasar-pasar itu masih lumayan ramai. Memang sudah berkurang dibandingkan situasi normal, tapi dibandingkan harapan kita, masih lumayan ramai. Penurunannya belum signifikan,” lanjut dia.

Hingga data terbaru yang dilaporkan oleh Pemerintah Kota Depok pada Rabu (29/4/2020), sotal sudah 60 warga Cimanggis positif Covid-19, 5 di antaranya meninggal.

Statistik ini menjadikan Kecamatan Cimanggis sebagai zona paling merah persebaran Covid-19 di Depok, disusul Kecamatan Pancoranmas dan Sukmajaya. Kepadatan penduduk ditengarai jadi sebabnya.

Baca juga: Rencana Penambahan Kapasitas RS Rujukan Covid-19 di Depok, Target untuk Tampung 500 Pasien

Supian mengaku terus berupaya maksimal guna menekan laju penularan dengan berbagai cara, termasuk melibatkan TNI/Polri serta mengoptimalkan Kampung Siaga Covid-19 di level RW.

Di level kota, hingga Rabu (29/4/2020), terdapat 264 kasus positif Covid-19 di Depok, dengan 33 pasien dinyatakan sembuh dan 18 lainnya meninggal dunia.

Angka kematian itu belum menghitung total 52 PDP yang telah meninggal dunia, namun belum terungkap positif atau negatif Covid-19 oleh Kementerian Kesehatan RI sejak 18 Maret 2020.

PSBB di Kota Depok resmi diperpanjang oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mulai kemarin, Rabu (29/4/2020) selama 14 hari hingga Selasa (12/5/2020).

Perpanjangan itu lebih singkat ketimbang usulan Wali Kota Depok, Mohammad Idris yang ingin agar PSBB di Depok diperpanjang sekaligus 28 hari seperti DKI Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com