Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikarantina di Rumah Lawan Covid-19 Tangsel, Pasien Curhat Sempat Dikucilkan Warga

Kompas.com - 05/05/2020, 17:27 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Para pasien orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) yang dikarantina di Rumah Lawan Covid-19 bercerita tentang tekanan sosial yang mereka rasakan kepada para dokter dan psikolog.

Kepala Bidang Penanganan Satuan Gugus Tugas Covid-19 Tangsel, Suhara Manullang mengatakan para pasien sedih karena sempat dikucilkan oleh tetangga saat masih melakukan isolasi mandiri di rumah.

"Jadi yang saya coba tangkap dari keluhan-keluhan pasien. Ada yang ditolak masyarakat. Tapi kalau sampai diusir sih tidak, tapi dikucilkan," kata Suhara saat dihubungi, Selasa (5/5/2020).

Baca juga: Lurah: Banyak Warga Kebon Kacang Terindikasi Covid-19 karena Tak Patuhi PSBB

Suhara menyayangkan hal tersebut. Menurut dia, semua masyarakat harus saling dukung untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Bukannya malah mengucilkan warga yang terindikasi positif virus tersebut.

Padahal, kata Suhara, Satuan Gugus Tugas tingkat lingkungan dalam hal ini RT dan RW seharusnya dapat memantau keluarga tersebut.

"Ketika orang tua misalnya positif, keluarganya itu bagaimana? Seharusnya RT atau RW berperan penting. Memantau, bisa atau tidak anak atau keluarga karantina mandiri. Jika tidak ya bawa ke Rumah Lawan Covid-19," katanya.

Masih ada 11 dari 23 ODP dan PDP yang masih menjalani karantina di Rumah Lawan Covid-19 di Ciater, Serpong, Tangerang Selatan.

Baca juga: Hasil Rapid Test Reaktif, 5 Warga Cipinang Besar Utara Diisolasi di Gedung Sekolah

Mereka menjalani karantina setelah menjalani rapid test dan memiliki riwayat kontak langsung dengan pasien terkonfirmasi covid-19.

Mereka telah menjalani lebih dari 10 hari karantina seiring menungu hasil tes swab yang dapat memastikan kesehatan sebelum pulang ke rumah masing-masing.

Suhara menjelaskan saat ini mereka menjalani rangkaian tes kesehatan sebelum dipulangkan ke rumah masing-masing.

"Jadi setelah rapid test dan hasil negatif tunggu 10 hari. Setelah itu rapid test ulang setelah negatif lagi baru kita pulangkan dengan kita berikan surat keterangan menyatakan orang itu sehat. Jadi bisa dideklarasikan ke tetangga, agar tidak dikucilkan," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com