Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Pengunjung Mal di Kota Tangerang Hanya Boleh 35 Persen dari Kapasitas

Kompas.com - 09/06/2020, 14:59 WIB
Singgih Wiryono,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah mengatakan, salah satu protokol kesehatan yang harus dipenuhi pusat perbelanjaan atau mal di wilayah itu untuk bisa dibuka kembali adalah pembatasan jumlah pengunjung.

Kapasitas pengunjung bagi pusat perbelanjaan atau mal maksimal hanya 35 persen dari daya tampung yang ada.

"Kapasitasnya diupayakan pengunjung 35 persen," ujar Arief dalam keterangan tertulis, Selasa (9/6/2020).

Arief mengatakan, tidak hanya jumlah pengunjung, kapasitas parkir juga menjadi perhatian. Area parkir hanya boleh terisi maksimal 50 persen dari kapasitas yang tersedia.

Baca juga: Jelang Lebaran, Warga Mulai Berdesakan di Pusat Perbelanjaan

Untuk itu, kata Arief, pusat perbelanjaan nanti harus memiliki pintu penghitung pengunjung atau checker untuk bisa mengendalikan jumlah pengunjung.

Arief juga menjelaskan persyaratan pengajuan pembukaan pertokoan hampir sama seperti pembukaan rumah ibadah, yaitu harus mengajukan surat kesanggupan menjalankan protokol Covid-19.

"Kan persyaratan mereka bisa mengajukan ditambah dengan surat pernyataan kesiapan-kesiapan dan dicek dengan gugus tugas," kata dia.

Apabila pusat pertokoan tidak bisa mengendalikan pengunjungnya, petugas akan menutup sementara hingga adanya komitmen untuk mengendalikan keramaian.

"Kami berharap pengelola pusat pertokoan benar-benar mampu mengendalikan pengunjungnya," ujar Arief.

Meskipun sudah menyiapkan beragam protokol kesehatan, Arief mengatakan belum bisa memastikan kapan pusat pertokoan bisa dibuka.

"Belum tahu (kapan dibuka), kami masih berkoordinasi rencananya dengan pihak Pemprov Banten dan kami menunggu arahan dari pemerintah pusat," kata dia.

Saat ini Kota Tangerang masih melaksanakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang menurut Arief merupakan bagian dari transisi menuju kenormalan baru.

PSBB direncanakan akan berakhir pada 14 Juni ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com