JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia, Pandu Riono memprediksi bahwa wilayah Bogor, Depok, Tangerang, hingga Bekasi kemungkinan akan mengalami lonjakan kasus Covid-19.
Sebab, hasil tes di laboratorium yang dilaporkan hari ini merupakan cerminan dari situasi penularan virus corona kira-kira 2 pekan sebelumnya.
Sementara itu, 2 pekan lalu, baik Jakarta maupun wilayah Bodetabek sama-sama mengalami peningkatan pergerakan warga yang menyambut Lebaran.
"Betul (Bodetabek kemungkinan alami lonjakan kasus Covid-19). Kalau tidak ketemu, pasti karena testing-nya (kurang)," ujar Pandu saat dihubungi Kompas.com, Kamis (11/6/2020).
Baca juga: Tingkat Kesembuhan Pasien Covid-19 di Depok Capai 55 Persen
Sebagai perbandingan, DKI Jakarta mengalami lonjakan temuan kasus Covid-19 selama 2 hari terakhir yakni 293 kasus baru pada Selasa (9/6/2020) dan 147 kasus baru, kemarin.
Jumlah lonjakan pada Selasa hampir 7 kali lipat temuan kasus baru pada Senin (8/6/2020), sekaligus rekor laporan kasus baru tertinggi sejak 16 April 2020.
Tanda-tanda menuju lonjakan sejenis ditemui di Depok, Jawa Barat.
Pada Senin (8/6/2020), ada tambahan 11 kasus baru di Depok, tertinggi sejak 12 hari terakhir.
Dua hari berturut-turut setelahnya, kasus baru di Depok bertambah 10 dan 8 pasien positif Covid-19.
Baca juga: Ojek Online Belum Boleh Angkut Penumpang di Bogor, Depok, dan Bekasi
Pandu menyarankan agar pemerintah daerah di wilayah Bodetabek tidak mengendurkan pemeriksaan dan pelacakan kontak.
Pemerintah justru harus mendongkrak kemampuan pemeriksaan dan pelacakan kontak agar dapat mengidentifikasi sebanyak mungkin warga yang tertular Covid-19 saat Lebaran lalu.
"Kuncinya tracing (pelacakan) dan testing (pemeriksaan). Jadi, yang ketemu (positif Covid-19) diisolasi, ketemu (kasus lain) isolasi juga. Idealnya kita tracing kurang lebih 1 (pasien positif Covid-19) banding 30 (orang yang kemudian dilacak) paling tidak," jelas dia.
"Jadi bayangkan, menelusuri orang sampai 30 kan setengah mati nah itu tracing yang harus pintar," tambah Pandu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.