Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkat Kematian karena Covid-19 di Tangerang Capai 7 Persen, Lebih Tinggi dari Nasional

Kompas.com - 11/06/2020, 20:10 WIB
Singgih Wiryono,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Liza Puspadewi mengatakan persentase tingkat kematian atau case fatality rate Covid-19 di Kota Tangerang masih lebih tinggi dari rata-rata nasional.

Liza mencatat Kota Tangerang mencatat ada 28 pasien Covid-19 meninggal dari 400 kasus positif Covid-19 yang terkonfirmasi dari data terakhir yang diambil 9 Juni kemarin.

"Kasus meninggal sebanyak 7 persen lebih tinggi dari kasus rata-rata nasional yang sekitar 5,8 persen, di dunia itu 5,82 persen," ujar dia dalam sebuah webinar, Kamis (11/6/2020).

Liza mengatakan, meskipun tergolong tinggi, korban meninggal dunia akibat Covid-19 didominasi oleh usia rentan yang juga memiliki penyakit di luar Covid-19.

Baca juga: Full Online, PPDB 2020 Kota Tangerang Dibuka Hari Ini

"Kalau kita lihat angka kematian case fatality rate angka kematian didominasi oleh usia lanjut di atas 64 tahun dengan penyakit bawaan," tutur Liza.

Hanya ada sedikit, lanjut Liza, yang murni meninggal dunia dikarenakan kasus Covid-19. Namun, Liza tidak menyebut jumlah kasus meninggal dunia karena murni Covid-19.

Selain kasus kematian yang tinggi, Liza mengatakan saat ini Kota Tangerang memiliki tingkat kesembuhan yang lebih baik daripada rata-rata nasional.

Masih dengan data yang sama pada 9 Juni, Liza menjelaskan angka kesembuhan di Kota Tangerang sudah menyentuh 63,3 persen atau sebanyak 253 dari 400 kasus yang terkonfirmasi.

Baca juga: Update 10 Juni: Bertambah 9, Kasus Positif Covid-19 di Kota Tangerang Jadi 409

Persentase tersebut hampir dua kali lipat lebih tinggi dari persentase kesembuhan di tingkat nasional.

"Kami juga mempunyai 253 kasus sembuh atau settara 63,3 persen dan angka kesembuhan Kota Tangerang di atas angka rata-rata nasional sebesar 34,5 persen," tutur Liza.

Dia mengatakan, data tersebut kemungkinan bisa saja bergerak ke tingkat yang lebih rendah atau sebaliknya karena pandemi Covid-19 masih belum berakhir.

"Jadi datanya realtime," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Megapolitan
Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Jukir Minimarket: Kalau Dikasih Pekerjaan, Penginnya Gaji Setara UMR Jakarta

Megapolitan
Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin 'Nganggur'

Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin "Nganggur"

Megapolitan
Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Megapolitan
Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com