Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CFD Diusulkan untuk Ditiadakan jika Warga Tak Patuhi Protokol Kesehatan

Kompas.com - 25/06/2020, 18:25 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta, Mujiyono, mengimbau masyarakat mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19 saat berolahraga di area car fee day (CFD) atau hari bebas kendaraan bermotor.

Protokol kesehatan yang harus diikuti antara lain menggunakan masker dan menghindari terjadinya kerumunan.

Mujiyono mengatakan, saat ini Jakarta masih berada dalam fase pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi sehingga masyarakat harus tetap waspada terhadap penularan Covid-19.

"New normal harus benar-benar dimulai, masa transisi benar-benar harus dimulai dengan catatan protap Covid-19 tetap dijaga. Itu sebetulnya intinya," kata Mujiyono, Kamis (25/6/2020).

Baca juga: Ketua Komisi A DPRD DKI Sarankan CFD Digelar di RPTRA dan RTH

Ia meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menghentikan kegiatan CFD jika tingkat kedisiplinan masyarakat rendah dalam menerapakan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

"Kalau belum ada kesadaran masyarakat mendingan CFD enggak usah karena beresiko (menjadi tempat penularan Covid-19)," ujar anggota Fraksi Demokrat itu.

Mujiyono sebelumnya menyarankan agar Pemprov DKI menggelar CFD di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) atau Ruang Terbuka Hijau (RTH) di wilayah Jakarta.

Pelaksanaan CFD di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan MH Thamrin telah diputuskan untuk ditiadakan sementawa waktu lantaran saat CFD pada hari Minggu lalu kawasan Sudirman-Thamrin ramai dan warga mengabaikan protokol kesehatan.

Berdasarkan evaluasi Dinas Perhubungan DKI Jakarta, jumlah orang yang melakukan kegiatan saat CFD pada Minggu kemarin sebanyak 40.155 orang. Rinciannya, 21.342 orang pejalan kaki dan 18.813 orang pesepeda.

Baca juga: Kritik Pemkot Bekasi yang Akan Gelar CFD, Anggota DPRD: Ini Belum Waktunya...

Walau di kawasan Sudirman-Thamrin tak lagi digelar CFD untuk sementara, Pemprov DKI menyediakan 32 titik yang bakal digunakan sebagai lokasi CFD.

"Kami identifikasi ada 32 lokasi. Ada 7 lokasi yang memang rutin digunakan sebagai HBKB wilayah, ditambah 25 ruas jalan yang juga akan dioptimalkan sebagai ruang publik bagi warga yang akan berolahraga," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo, kemarin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com